Sejarah Stasiun Pekalongan

stasiun pekalongan
Stasiun Pekalongan/ foto: Wikipedia/
0 Komentar

Tak heran, banyak keluarga priyayi menyekolahkan anaknya ke Semarang di Pekalongan.

Selain kalangan terpelajar, banyak orang dari pedesaan yang melamar pekerjaan di kontraktor BOW (Kementerian Pekerjaan Umum Belanda) dan ditugaskan ke berbagai lokasi di Pulau Jawa untuk menyelesaikan berbagai proyek pemerintah.

Akibatnya, terjadi peningkatan kemacetan arus penumpang antarkota di stasiun Pekalongan.

Stasiun Pekalongan mengalami renovasi besar-besaran sebagai bagian dari proyek pembangunan jalan trem Cirebon-Pekalongan-Semarang (1912–1921) untuk mengubahnya menjadi jalur kereta api.

Baca Juga:Mari Mengenal Batik PekalonganBingung Nyari Penginapan? Ini Rekomendasi Hotel Murah di Baturaden

SCS menghancurkan stasiun lama dan mendirikan stasiun baru yang lebih mengesankan.

Pada tahun 1919, stasiun anyar Pekalongan di buka secara resmi. Juga, arsitektur di tingkatkan untuk membuat penumpang merasa lebih di sambut,

Penutup samping kanopi tidak mengalami perubahan bentuk, namun penambahan 18 jendela kotak kaca memberikan tampilan yang lebih kontemporer dan memungkinkan ventilasi cahaya, membuat area di bawahnya lebih terang.

Ini penting karena ada sejumlah bangunan bata yang di gunakan untuk kantor pemerintah daerah dan pengoperasian layanan kereta api di bawah kanopi.

Desain Yunani kuno masih terlihat dalam arsitektur bangunan di bawah kanopi, tetapi ada nada “Art Nouveau” yang lebih kuat, yang menekankan kesederhanaan dan perhiasan yang jarang.

Mereka yang melihatnya benar-benar terpesona oleh betapa megahnya tampilannya, mengingat kontras antara konstruksi bangunan yang lugas di bawah kanopi dan tampilan rumit dari balok-balok kayu yang menyatu satu sama lain di dasar atap kanopi.***

0 Komentar