“Bumi Alit Literasi” Terinspirasi dari Amerika Serikat

"Bumi Alit Literasi" Terinspirasi dari Amerika Serikat
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Muhammad Nauval sebagai pemuda berasal dari Cirebon Ia berinisiatif mendirikan Perpustakaan Mini Gratis. Perpustakaan mini gratis ini bernama Bumi Alit Literasi terinspirasi dari Amerika Serikat.

Muhammad Nauval memiliki inovasi untuk mendirikan Perpustakaan Mini Gratis sebagai sarana membaca untuk masyarakat dan anak-anak di wilayah Cirebon. Perpustakan Mini Gratis ini terinspirasi dari Little Free Library dari Amerika Serikat, Minnoseta.

Little Free Library is a nonprofit organization based in St. Paul, Minnesota. Our mission is to be a catalyst for building community, inspiring readers, and expanding book access for all through a global network of volunteer-led Little Free Library book-exchange boxes.

Baca Juga:Lagu Insan Biasa – Lesti Kejora Langsung Trending YoutubeSamsung Galaxy A34 5G – HP Samsung Seri A Terbaru 2023

Our vision is a Little Free Library in every community and a book for every reader. We believe all people are empowered when the opportunity to discover a personally relevant book to read is not limited by time, space, or privilege.

Little Free Library adalah organisasi nirlaba yang berbasis di St. Paul, Minnesota Amerika Serikat.

Lalu misinya adalah menjadi katalis untuk membangun komunitas, menginspirasi pembaca, dan memperluas akses buku untuk semua melalui jaringan global.

Little Free Library mempunyai kotak pertukaran buku Little Free Library yang di pimpin oleh sukarelawan.

Bumi Alit Literasi atau di singkat dengan Bulit Literasi memiliki arti dan maknya tersirat. “Bulit” dalam bahasa Sunda artinya licik dan licik di sini licik dalam hal kebaikan. Artinya bulit atau licik di sini di maknai sebagai cerdik/cerdas.

Kemudian, Bumi Alit Literasi ini merupakan salah satu Perpustakaan Mini Gratis berbentuk rumah kecil.

Gagasan Beridirinya Bumi Alit Literasi

Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang di terbitkan pada maret 2019 lalu memotret sekelumit masalah pendidikan Indonesia. Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara.

Baca Juga:HP Samsung A54 5G Jadi Seri A Terbaik di Tahun 2023Harga Samsung Galaxy A54 5G dan Samsung Galaxy A34 5G

PISA merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian ini di lakukan setiap tiga tahun sekali dan di bagi menjadi tiga poin utama, yaitu literasi, matematika, dan sains. Hasil pada tahun 2018 mengukur kemampuan 600 ribu anak berusia 15 tahun dari 79 negara.

Beberapa waktu lalu The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengumumkan hasil Programme for International Student Assesment (PISA) 2018. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perolehan peringkat Indonesia tidak memuaskan.

Kita tahu bahwa melek literasi adalah kunci untuk membuat dunia kita lebih berkelanjutan, damai, dan aman secara finansial.

Studi telah menunjukkan bahwa ketika anak-anak menerima pendidikan yang berkualitas, mereka akan memiliki lebih banyak kesempatan dalam hidup, seperti kesehatan yang lebih baik, kesempatan kerja yang lebih besar, dan peningkatan partisipasi dalam proses politik. Selain itu, membaca dianggap sebagai keterampilan penting di mana perolehan setiap keterampilan lainnya bergantung.

On this International Literacy Day 2019, we think about the millions of children and adults around the world who haven’t been able to learn to read and write. GPE works to get all children in school and ensure that they do not stop learning.

www.globalpartnership.org

Pada Hari Literasi Internasional 2019 Global Partnership memikirkan jutaan anak dan orang dewasa di seluruh dunia yang belum bisa belajar membaca dan menulis. GPE bekerja untuk menyekolahkan semua anak dan memastikan bahwa mereka tidak berhenti belajar.

Dari data tersebut, seorang Pemuda berasal dari Cirebon tergerak untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia. Kemudian di buatlah gagasan untuk mendirikan sebuah Perpustakaan Mini Gratis di daerah Cirebon.

Saat itu, Nauval menginginkan perpustakaan kecil atau mini library di rumahnya. Namun, ketika ia melihat salah satu postingan di akun Instgaram @littlefreelibrary, ia langsung termotivasi untuk mendirikan atau membuat perpustakaan mini gratis di depan rumahnya.

Lalu, ia langsung membuat konsep seperti apa perpustakaan yang akan menarik perhatian masyarakat dan anak-anak.

Pendiri dan Creator

Bumi Alit Literasi di bangun di depan rumah atau halaman rumahnya. Di bantu oleh Uwa atau kakak dari Ibu yakni Moh. Tajudin, seorang seniman sekaligus Pelatih Silat Pagar Nusa PCNU Waled. Dengan demikia, pendiri dan penggagasnya yakni Muhammad Nauval dan Pembuat atau Creator Dersainnya adalah Moh.Tajudin.

Alasan di dirikan nya Bumi Alit Literasi yakni :

  1. Untuk meningkatkan literasi di Cirebon Provinsi Jawa Barat.
  2. Untuk mendukung tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2030
  3. Sebagai sarana belajar dan bermain anak.
  4. Mengajak masyarakat untuk membaca buku.
0 Komentar