Tradisi Gentong Haji

0 Komentar

Setiap musim haji, tradisi unik selalu dilakukan yakni gentong haji. Keluarga yang ditinggalkan, menaruh gentong berisi air lengkap dengan gelasnya. Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun silam itu diyakini dapat memberikan ketenangan bagi jamaah di tanah suci dan tetangga atau warga yang meminumnya mendapat berkah dan bisa mengikuti jejak pemilik rumah yang berangkat ke tanah suci.

Beginilah aktifitas keluarga Mimi Tanuri, jamaah calon haji asal Kabupaten Cirebon. Sejak berangkat haji pada 31 Mei kemarin, keluarga jamaah calon haji ini menyiapkan gentong dan menaruhnya di halaman rumah.

Setiap sore, gentong yang berisi air putih tersebut diisi ulang setelah berkurang dikonsumsi warga dan tetangga yang melintas. Kebiasaan menarik ini, sudah menjadi tradisi bagi sebagian wilayah di Cirebon yang anggota keluarganya pergi haji.

Baca Juga:Kuwu Kaliwulu Apresiasi Perbaikan Jalan Secara Pribadi80 Jalan Di Kecamatan Plered Rusak

Air di dalam gentong, yang di peruntukan bagi warga yang melintas ini, merupakan bentuk amalan keluarga di rumah yang ditujukan untuk sanak saudaranya yang tengah menunaikan rukun Islam kelima. Mulai dari anak-anak, hingga para orang tua menikmati air yang diyakini mampu memberikan barokah dan berharap bisa mengikuti jejak pemilik rumah untuk bisa ke tanah suci.

Tradisi yang masih terjaga sejak ratusan tahun silam ini dijadikan sebagai tanda, jika terdapat gentong di halaman rumah, sang pemilik rumah tengah melakukan ibadah haji. Selain menaruh gentong, keluarga juga menggelar rutinan yasin setiap malam dengan diikuti keluarga besar jamaah haji.

Mimi Tanuri sendiri merupakan nenek berusia 68 tahun yang berangkat pada 31 Mei kemarin. Nenek yang berniat berangkat bersama suaminya tersebut, akhirnya pergi haji seorang diri setelah sang suami meninggal pada 2018 lalu.

0 Komentar