Akibat Beban Hidup dan Ditinggal Sang Ibu, Anak SMP di Plumbon Cirebon Tewas Gantung Diri

Akibat ditinggal ibu anak SMP gantung diri
Anak SMP tewas gantung diri
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Kasus Anak SMP tewas bunuh diri di Plumbon yang meninggal karena gantung diri mendapat perhatian khusus dari Komite Perlindungan Anak Daerah Indonesia (KPAID) Kabupaten Cirebon.

Ketua KPAID Kabupaten Cirebon Fifi Sofiah mengatakan, pihaknya melihat situasi yang membuat sang anak memutuskan melakukan tindakan tersebut.

“Anak seusia ini sudah tahu cara melakukannya (gantung diri), itu tidak boleh terjadi pada anak seusia itu, dia masih SMP dan berpikir untuk melakukan hal seperti itu, ” katanya.

Baca Juga:Harga Cabai Rawit Naik 100 Ribu Per Kilogram, Mendag: Tidak Apa, Sekali-Kali Naik DikitJelang Opening Piala Dunia U-17 2023, FIFA Puji Indonesia Sebagai Negara yang Indah

Ibu Fifi sapaan akrabnya mengatakan, ini merupakan hukuman gantung pertama terhadap siswi SMA di wilayah Bupati Cirebon, berdasarkan data yang di milikinya, yang pertama.

“Ini pertama kalinya ada anak yang gantung diri” Saya akan terus kampanyekan di masyarakat dan di sekolah-sekolah tentang keteladanan orang tua agar tidak terjadi apa-apa pada anak-anaknya,” ujarnya.

Bunda Fifi menghimbau kepada seluruh orang tua untuk memperlakukan dan membimbing anaknya dengan baik.

“Saat anak dalam keadaan perlu di peluk oleh orang tuanya, peluklah dan bicaralah dengan lembut, tanpa perlu memberikan tekanan.

Sementara itu, siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Plumbon, Kabupaten Cirebon, FF di temukan tergantung di tali jemuran dekat pintu

Nah sore Polisi membenarkan kejadian tersebut, Kasat Reskrim Polres Depok. Polres Cirebon, Ipda Budi Rahmanto, SH, pihaknya mendapat laporan WIB, sekitar pukul 16.30, ada seorang anak meninggal karena gantung diri.

“Kemudian kami bersama Polres Depok dan Polres Cirebon termasuk Unit Inafis menuju TKP, kami mendatangkan tenaga medis dari Puskesmas Plumbon untuk memeriksa kondisi korban,” ujarnya.saat di temui di rumah duka di Desa Getasan, Kabupaten Cirebon.

Baca Juga:CPNS 2023: Mulai Tahun 2024 Tenaga Honorer Di Semua Instansi Di Hapus Jokowi, Piye Iki?Perut Buncit? Ini Dia Daftar Minuman Atasi Perut Buncit, Ampuh dan Bahan Mudah Dicari

Di TKP, lanjut Kanit, korban di ketahui terjatuh dari tali, korban gantung diri.Dia berkata: “Kami pergi ke TKP dan melihat tanda-tanda gantung diri di tubuh, bekas luka di leher, tanda-tanda gantung diri.

“Tidak ada kekerasan jadi di pastikan gantung diri,” imbuhnya. Belakangan, kata Kanit, pihaknya meminta izin kepada keluarga untuk melakukan otopsi, namun pihak keluarga, terutama orang tuanya, tidak setuju karena ingin segera menguburkannya.

“Kami minta surat pernyataan menolak untuk dilakukan autopsi, kami langkah selanjutnya meminta keterangan saksi-saksi yang melihat kejadian tersebut dari pihaknya keluarga maupun warga sekitar,” ungkapnya.

Motif Tak Kuat Menahan Beban Hidup Anak SMP Tewas Bunuh Diri

Dari perjalanan hidup yang di alami FF, di duga anak kecil ini tidak kuat menahan beban hidup yang di rasa sangat berat sejak setahun di tinggal ibunya.

Di ceritakan KA, putra FF, selalu murung dan sedih bila mengingat ibunya. Bahkan sering mengungkapkan keinginan bertemu ibundanya.”Ia banyak murung setelah ibunya meninggal. Selalu mengutarakan ingin bertemu Umi (ibundanya).

Bahkan sering mengajak saya agar menyusul Umi,” tutur KA yang terlihat sangat terpukul dengan kematian FF.

Sejak kematian istrinya, KA tidak punya tempat tinggal. Ia hanya punya usaha foto copy dan ngontrak di ruangan seluas 3×4 meter.Hanya berbekal usaha foto copy itu, KA hidup bersama anak semata wayangnya, FF dengan penuh keprihatinan.

Enggak ada sedikit pun pikiran saya begitu (FF bunuh diri). Pas saya ke sana sudah banyak warga, polisi. Saya langsung masuk dan peluk anak saya,” ujar KA.

Persoalan makin rumit tempat usahanya seluas 3 meter x 4 meter, yang menjadi tempat tinggalnya, habis akhir Oktober 2023. Padahal, ia sudah menyewa warung yang berada di garasi rumah orang itu delapan tahun.

Sebelumnya, ia membuka usaha fotokopi di depan sebuah SMP.Dulu, harga sewa di sana Rp 2,5 juta per tahun. Pas ada jalan, tempatnya digusur untuk (pabrik) rotan.

Jadi, saya terpaksa mengontrak di garasi rumah orang,” ujarnya. Namun, ia tak lagi sanggup membayar biaya sewa Rp 5 juta setahun. Padahal, lokasinya strategis, dekat sekolah.

0 Komentar