Upaya Rawat Demokrasi Kampus, SEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon Sukses Adakan Diskusi Sosial Politik

SEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon Adakan Diskusi Demokrasi
Diskusi Demokrasi Sema IAIN Syekh Nurjati Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Menjelang pesta demokrasi 2024 Senat Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon lakukan upaya merawat Demokrasi Negara, dengan mengadakan Diskusi Demokrasi di Kampus, Pada Jumat, (01/12/2023).

Acara diskusi publik mengangkat tema “Matinya Demokrasi Negara di mulai dari Matinya Demokrasi Kampus”.

Dalam diskusi ini di hadiri berbagai kalangan narasumber, mahasiswa aktivis dan umum total 70 peserta yang hadir di Auditorium ICC IAIN.

Baca Juga:Rekomendasi Hotel Bintang 3 Murah dan Bersih Di Pekalongan Dekat WisataTimnas Jerman Juara Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 Usai Kalahkan Prancis Lewat Adu Penalti 4-3 di Manahan Solo

Turut hadir dalam diskusi publik segenap pimpinan dekan mewakili pimpinan rektorat yang berhalangan hadir. Dekan Fakultas Ushuludin Adab, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Syariah, dan Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan, kompak. Menghadiri dan membuka acara tersebut.

Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Diskusi Demokrasi Omar Qad Panity, menyampaikan bahwa “Diskusi demokrasi ini hadir karena kampus yang sedang tidak baik-baik saja dan pernah merasakan ridignya pemerintahan kampus seperti dalam ajang pemilihan presiden mahasiswa kampus, misalnya”. Tegas Omar

Di satu sisi, Ketua Senat Mahasiswa Institut, A.R Prayogo. Mengatakan “Acara ini di persembahkan di penghujung masa jabatan sebetulnya telat, tetapi lebih baik telat daripada tidak sama sekali,” katanya.

Perwakilan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang hadir Dr. Anwar Sanusi M.Ag menyampaikan “Permohonan maaf atas pimpinan yang berhalangan hadir baik Rektor maupun Warek tiga, oleh karena itu kami berempat di sini hadir adalah bentuk dari demokratis itu sendiri, terangnya.

Apakah tema yang diangkat itu relevan?

Diskusi berlangsung secara masif oleh pemateri Multisektoral, dari kalangan lembaga pemerintahan seperti KPU dan Bawaslu, lembaga non pemerintahan seperti LBH, aktifis mahasiswa dari luar dalam kesempatan ini mengundang BEM UI dan BEM UGM, dan aktivis mahasiswa dari dalam kampus sendiri melalui DEMA IAIN.

Hadir pula sebagai pemateri, H. Rasjid Ketua LBH Cirebon Raya menjawab kurang relevan, sebab demokrasi sejatinya tidak akan mati, karena ada dalam diri individu masing-masing.

Ada pula dari KPU bapak Mardeko menjelaskan hal-hal dasar demokrasi lewat pemilu, sebab baginya mahasiswa adalah pemilih pemula yang perlu di edukasi.

Baca Juga:KPU Resmi Umumkan Tanggal Debat Capres dan Cawapres 2024Harga Coocaa S3U Pro, Spesifikasi Canggih, TV Keluaran Terbaru Jadi Rekomendasi Keluarga

Pemateri Nurul Fajri berbagi pengalamannya saat menjadi mahasiswa sampai sekarang di lembaga yang masih mengawal demokrasi dari kampus ke pemerintahan.

Turut hadir, Muh Kholid Presma UGM 2022 menyampaikan bahwa Demokrasi kita saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Membawakan data merosotnya the democracy index dari tahun 2015 ke tahun 2022 sebesar 0,32 sedangkan world press freedom index nya sebesar 4,67.

“Keruntuhan Demokrasi pun tidak berlangsung begitu saja, ada beberapa momentum dari tahun 2022 ke 2023, yang mana juga melibatkan peranan mahasiswa di dalamnya,” ujarnya

Lanjut, Fahmi Farhan Mubarok selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengatakan “Peran mahasiswa memang betul mempengaruhi proses demokrasi negara, dan sedikit banyak menyampaikan regulasi yang mengatur jalannya demokrasi di kampus,” Katanya.

Sementara itu, Pamungkas dari Ketua BEM UI 2023 Melki Sedek Huang menjelaskan ” Bahwa anak muda saat ini jangan terbawa arus, anak muda mesti bisa membaca arus dan kritis melawan kebijakan-kebijakan negara yang jauh dari kata demokratis.

Pasalnya, saat kini ia juga sedang melakukan konsol di LBH Jakarta, dan berharap bisa sama-sama berjuang bersama.

Sesi Tanya Jawab Berlangsung Seru

Di sambung dengan sesi tanya jawab yang mana moderatori tidak membatasi pertanyaan dan antusias peserta membuat banyak pertanyaan masuk ke para pemateri.

Beragam peluru ada yang mengenai ke lembaga, di mana sejauh mana peran mereka menyentuh kampus, peluru ke aktivis mahasiswa menyikapi mahasiswa apatis dan politis yang lain saat ini.

Bahkan sampai mempertanyakan kinerja atau peran ormawa itu sendiri dalam mengawal demokrasi kampus ini, yang nampaknya masih jauh dari kata demokratis.

Dan tibalah di penghujung acara seperti pada acara umumnya, di tutup dengan penyerahan cinderamata dan foto bersama. Semoga tak hanya sekedar seremonial acara tetapi juga ada dampak yang nyata.

0 Komentar