Jejak Akademis Luar Biasa Buya Syakur Yasin, Ulama Sekaligus Inspirator Kharismatik Asal Indramayu

Jejak Akademis Luar Biasa Buya Syakur Yasin
Jejak Akademis Luar Biasa Buya Syakur Yasin/ sumber foto: tintahijau.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Indramayu tengah berduka pasalnya pemuka agama fenomenal

juga seorang guru besar Prof. Dr. K.H. Abdul Syakur Yasin, MA. atau akrab di sapa Buya Syakur pada hari ini berpulang.

Tutup usia di umur 76 tahun, Beliau merupakan pendiri Pondok Pesantren Candangpinggan yang berlokasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pimpinan Ponpes tersebut di ketahui meninggal pada Rabu 17/1/2024, pukul 01.30 WIB di RS Mitra Plumbon Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Baca Juga:Varian Warna Sharp Sense8 Segar dan Modern, Kuat dengan Rangka Alumunium Tahan BantingAquos Sense8 Tanam Kamera Super Besar Depan dan Belakang Standar Fotografer, Di Jual Start 5,9 Juta

Kisah perjuangannya begitu menginspirasi pada masyarakat, terutama anak muda karena jejak akademisinya yang luar biasa.

Buya muda menghabiskan sebagian besar pendidikan masa kecil dan dewasanya di pesantren.

Ia belajar intensif di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.

Pengalaman Beliau sebagai santri di pesantren membuatnya fasih berbahasa Arab.

Keahliannya inilah yang membantu Buya menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Setelah menyelesaikan pelatihannya di Babacan pada tahun 1971, Buya Syakur melanjutkan pelatihannya di Kairo, Mesir.

Semasa mahasiswa di Kairo, Beliau di angkat menjadi presiden Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kairo.

Kemudian Beliau menyelesaikan pendidikannya di Kairo dengan menulis tesis sarjananya

yang berjudul “Kritik Sastra Objektif terhadap Novel Yusuf As-Sibai (Novelis Mesir).”

Berlanjut pada tahun 1977, ia berhasil menyelesaikan studi ilmu al-Qur’an di Libya.

Baca Juga:Cari Ponsel Buat Ngonten? Sharp Aquos Sense8, Informasi Lengkap Kamera 50,3 MP & Keunggulan Chipset Gen 1Sharp Luncurkan Ponsel Tahan Banting 6 Jutaan, Berikut Spesifikasinya

Pada tahun 1981, Beliau menyelesaikan gelar Magister Bahasa dan Sastra di Tunisia. Dan kemudian di angkat menjadi ahli di kedutaan Tunisia.

Sebagai mahasiswa doktoral, Buya Syakur belajar di London dengan fokus di alog teater, menyelesaikan studinya pada tahun 1985.

Beliau  menghabiskan 20 tahun di Afrika dan Eropa.

Pada tahun 1991, Shakur kembali ke Indonesia bersama Abdulrahman Wahid, Quraisy Shihab, Nurchoris Majid, dan Alwi Shihab.

Sejak saat itu, ia mengabdikan dirinya untuk berdakwah di kampung halamannya di Indramayu.

Beliau kemudian mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Candangpinggan pada tahun 2000 dan mendirikan Pondok Pesantren pada tahun 2006.

Selain keterlibatannya di pesantren, Beliau  juga kerap memberikan penelitian komunitas,

dan beberapa penelitian tersebut di unggah melalui media sosial.

0 Komentar