Seperti Ini Kisah Dibalik Kesuksesan Shopee, Marketplace Online Terbesar di Asia Tenggara

Seperti Ini Kisah Dibalik Kesuksesan Shopee, Marketplace Online Terbesar di Asia Tenggara
Ilustrasi aplikasi Shopee. (SHUTTERSTOCK/SERGEI ELAGIN)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Ini dia, ulasan mengenai kisah singkat dibalik kesuksesan marketplace Shopee.

Shopee adalah salah satu marketplace online terbesar di Asia Tenggara, yang menawarkan berbagai macam produk, layanan, dan fitur menarik bagi para penjual dan pembeli. Hadir di tujuh negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan.

Shopee juga merupakan bagian dari SEA Group, sebuah perusahaan teknologi yang juga mengelola Garena, sebuah platform game online, dan AirPay, sebuah platform pembayaran digital.

Baca Juga:Sadis, 5 Kisah Kelam Dibalik Kesuksesan Negara Bagian Barat Ini Bikin MerindingMasih Menjadi Misteri, Ini 7 Keajaiban Dunia yang Belum Diketahui Banyak Orang

Namun, tahukah Anda siapa orang yang berjasa dalam mendirikan dan mengembangkan Shopee? Bagaimana kisah perjalanan karirnya? Dan apa saja tantangan dan pelajaran yang ia dapatkan selama membangun Shopee? Berikut ini adalah ulasan singkat mengenai kisah dibalik kesuksesan Shopee.

Pendiri Shopee: Forrest Li

Forrest Li adalah pendiri sekaligus CEO dari SEA Group, yang merupakan induk perusahaan dari Shopee. Ia lahir pada tahun 1977 di Tianjin, China. Ia menempuh pendidikan sarjana di Shanghai Jiao Tong University, jurusan Teknik Mesin. Kemudian, ia melanjutkan studinya di Stanford University, Amerika Serikat, jurusan Manajemen Sains dan Teknik.

Setelah lulus dari Stanford, ia bekerja di Motorola, sebuah perusahaan telekomunikasi, sebagai manajer produk. Ia juga sempat bekerja di Corning, sebuah perusahaan material, sebagai manajer pemasaran. Namun, ia merasa tidak puas dengan pekerjaannya, dan bercita-cita untuk menjadi seorang entrepreneur.

Pada tahun 2005, ia memutuskan untuk merantau ke Singapura, dengan membawa modal sekitar 2.000 dolar Singapura. Ia mengaku mengalami berbagai keterbatasan, seperti tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik, tidak punya teman, dan tidak punya pengalaman bisnis. Namun, ia tidak menyerah, dan terus belajar dari kesalahan dan kegagalan.

Ia mulai merintis bisnisnya di bidang game online, dengan mendirikan GG Games, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan game online gratis. Namun, bisnis ini gagal, karena tidak bisa bersaing dengan perusahaan game besar lainnya. Ia kemudian mencoba lagi dengan mendirikan Garena, sebuah platform game online yang menawarkan game-game populer, seperti League of Legends, FIFA Online, dan Free Fire.

0 Komentar