Jadi, potensi golongan darah keturunannya, yakni A, B, AB, dan O.
Sistem MN
Sistem golongan darah ini ditemukan oleh Landsteiner dan Levine pada tahun 1927. Klasifikasinya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu golongan darah M, N dan MN.
Untuk memahami sistem persilangan golongan darah MN, lihat contoh kasus berikut:
Baca Juga:Menginap Bersama Keluarga dengan Nyaman – Ini Dia Rekomendasi Hotel di Depok Terwort ItTidurmu Akan Nyenyak ! Ini Dia Rekomendasi Hotel Terbaik di Depok dengan Harga Terjangkau
Wanita. Golongan darah N yang menghasilkan sel sirip IN menikah dengan pria bergolongan darah MN yang menghasilkan gamet IM dan IN. Jadi keturunan keduanya bisa bergolongan darah MN 50 persen dan darah N 50 persen.
Sistem Rh
Sedangkan pada tahun 1940, Landsteiner dan Weiner menemukan golongan darah Rhesus. Sistem golongan darah Rh diklasifikasikan menjadi Rh positif dan Rh negatif.
Persilangan sistem golongan darah Rhesus dapat dipahami dengan menggunakan contoh kasus berikut:.
Sepasang orang tua memiliki Rhesus positif, dengan demikian masing-masing orang tua memiliki gen Rhesus positif heterozigot (Rh+rh-). Maka kemungkinan anaknya memiliki Rhesus positif sebesar 75 persen dan Rhesus positif sebesar 25 persen.