“Tapi bukan untukku, melainkan untuk Julaibib,” jawab Nabi Muhammad. Sang pemimpin Anshar itu terkejut mendengar bahwa anaknya akan dinikahkan dengan seorang lelaki buruk rupa yang tidak memiliki nasab yang jelas. Dia langsung berkata bahwa dia harus meminta pertimbangan kepada istrinya. “Ya Rasulullah. Saya harus meminta pendapat istri saya tentang hal ini,” kata pemimpin Anshar.
“Dengan Julaibib?” jawab istri pemimpin Anshar itu, “Bagaimana mungkin? Julaibib buruk rupa, tidak memiliki nasab, tidak bergelar, tidak berpangkat, dan tidak memiliki harta. Demi Allah, tidak. Putri kita tidak akan pernah menikah dengan Julaibib.”
Mendengar perdebatan itu, sang putri yang cantik, anak dari pemimpin Anshar, keluar dan berkata, “Siapa yang meminta?” Lalu sang ayah dan sang ibu menjelaskan. Sang putri yang cantik itu memang dikenal sebagai seorang yang saleh dan sangat paham tentang agama.
Baca Juga:Kisah Islami ! Ini Dia 4 Sahabat Rasulullah SAW yang Jarang Diketahui KisahnyaJalan Ceritanya Seru – Ini Dia Rekomendasi Drakor tentang Hukum dengan Rating Tinggi
“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan membawa kehancuran dan kerugian bagiku”. Perempuan salehah itu lalu membaca ayat (yang artinya): “Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzab: 36)
Mendengar jawaban dari sang perempuan yang cantik dan saleh itu, Nabi Muhammad pun tertunduk lalu mendoakan kebaikan baginya. “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Janganlah engkau jadikan hidupnya penuh kesusahan dan penuh masalah,”
Doa Nabi Muhammad itu pun terkabul. Tak lama kemudian, Allah memberikan jalan keluar baginya. Kehidupan di dunia ternyata tidak ditakdirkan berlangsung terlalu lama. Meskipun di dunia sang istri yang saleh dan taat, tapi bidadari telah lama merindukan Julaibib di surga. Julaibib, sahabat Nabi yang buruk rupa, lebih layak untuk menempati surga daripada dunia yang tidak bersahabat dengannya.