Kontroversi Larangan Film "Kiblat" : MUI Protes Keras Penayangan Film Ini di Bioskop

dok.ist
film \'Kiblat\' /foto: kolase/dok.ist
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Baru-baru ini, film horor berjudul “Kiblat” yang diproduksi oleh Leo Pictures menjadi topik hangat di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengungkapkan keberatan mereka terhadap penayangan film ini di bioskop.

Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis, secara khusus memprotes keras penayangan film tersebut dan meminta agar film ini dilarang tayang.

Alasan utama larangan ini adalah penggunaan promosi yang sensitif dan kontroversial, yang sering digunakan untuk menarik perhatian penonton.

Baca Juga:Tim SAR Kerahkan Anjing Pelacak dalam Pencarian Korban Longsor di Kampung GintungCek Di Sini! Portal dan Link Pengumuman SNBP 2024

Poster film “Kiblat” menampilkan gambar yang seram, yang dianggap tidak sesuai dengan judulnya yang merujuk pada Ka’bah, arah menghadapnya orang salat.

Menurut KH Cholil Nafis, meskipun beliau tidak mengetahui isi filmnya, namun dari poster saja sudah terlihat bahwa film tersebut tidak pantas untuk ditayangkan karena dapat dianggap sebagai kampanye hitam terhadap ajaran agama.

Ustadz Khalid Basalamah juga menambahkan komentar mengenai larangan menonton film horor, termasuk film “Kiblat”. Beliau menjelaskan bahwa tayangan horor dapat memberikan dampak negatif, terutama terkait dengan rasa takut yang mungkin timbul saat beribadah. 

Reaksi dari MUI ini telah memicu diskusi luas di media sosial dan di kalangan masyarakat. Banyak yang setuju dengan pendapat MUI bahwa penggunaan simbol keagamaan untuk keuntungan bisnis adalah hal yang tidak etis dan harus dilawan. 

Film “Kiblat” sendiri, yang bergenre horor, telah mendapat banyak perhatian sejak awal promosinya. Namun, dengan adanya larangan ini, tampaknya film tersebut tidak akan bisa dinikmati oleh penonton di bioskop-bioskop di Indonesia.

Kasus film “Kiblat” ini menunjukkan betapa pentingnya sensitivitas terhadap nilai-nilai keagamaan dalam produksi dan promosi film.

Keputusan MUI ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi industri hiburan untuk lebih berhati-hati dalam menghadirkan konten yang menghormati keberagaman dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

0 Komentar