RADARCIREBON.TV – Fast fashion, fenomena industri pakaian cepat dan murah yang diproduksi secara massal, telah menjadi bagian integral dari budaya konsumen global. Namun, di balik kemudahan dan kenyamanannya, terdapat sejumlah bahaya yang terkait dengan praktik ini. Dalam artikel ini, kita akan menggali dampak negatif fast fashion terhadap lingkungan dan manusia, serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
1. Dampak Lingkungan
Salah satu bahaya utama fast fashion adalah dampaknya pada lingkungan. Proses produksi pakaian dalam skala besar memerlukan penggunaan sumber daya alam yang besar, termasuk air dan energi, serta penggunaan bahan kimia beracun yang dapat mencemari tanah dan air. Selain itu, pola konsumsi yang cepat menghasilkan limbah tekstil yang besar, karena pakaian yang dibuang berakhir di tempat pembuangan sampah dan seringkali tidak terurai.
Penggunaan Sumber Daya
Industri fast fashion menggunakan jumlah air yang signifikan dalam proses produksinya, baik untuk pertanian kapas maupun proses pewarnaan tekstil. Penelitian menunjukkan bahwa pembuatan satu item pakaian bisa memerlukan ribuan liter air, menyebabkan tekanan pada sumber daya air, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekeringan.
Baca Juga:Memahami Permasalahan Remaja di Indonesia: Tantangan dan SolusiKenapa Yogyakarta Disebut Kota Pelajar? – Ini Dia Alasannya
Pencemaran Lingkungan
Proses pewarnaan tekstil dalam produksi fast fashion sering menggunakan bahan kimia beracun yang dapat mencemari air dan tanah. Limbah kimia ini seringkali dibuang secara tidak terkendali, menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak ekosistem di sekitarnya. Selain itu, serat sintetis seperti poliester dan nilon, yang sering digunakan dalam pakaian fast fashion, dapat melepaskan mikroplastik ke lingkungan saat dicuci, menyumbang pada masalah polusi plastik di lautan.
Limbah Tekstil
Fast fashion juga menyebabkan peningkatan limbah tekstil yang tidak terurai. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), sekitar 16 juta ton limbah tekstil dihasilkan setiap tahunnya, dan hanya sebagian kecil dari limbah tersebut yang didaur ulang atau didonasikan. Limbah tekstil yang berakhir di tempat pembuangan sampah memperburuk masalah polusi lingkungan dan menciptakan masalah kesehatan masyarakat di sekitarnya.
2. Dampak Sosial dan Kemanusiaan
Selain dampaknya pada lingkungan, fast fashion juga memiliki dampak negatif pada kondisi sosial dan kemanusiaan dalam rantai pasokannya. Praktik-praktik seperti upah rendah, kondisi kerja yang buruk, dan eksploitasi tenaga kerja sering kali terjadi di pabrik-pabrik garmen di negara-negara berkembang tempat sebagian besar produksi fast fashion dilakukan.