Ekstrem! Indonesia Tak Alami Gelombang Panas, Tapi karena Ada Fenomena Ini…

Indonesia Tak Alami Gelombang Panas, Tapi karena Ada Fenomena Ini
Indonesia Tak Alami Gelombang Panas, Tapi karena Ada Fenomena Ini/ sumber foto: pixabay
0 Komentar

RADARCIREBON.TV– Suhu panas yang terjadi di Indonesia sudah dipastikan bukan dari efek gelombang panas yang melanda sebagian wilayah Asia Tenggara, melainkan peralihan cuaca dari penghujan ke kemarau. 

Pergantian musim hujan ke kemarau tersebut membuat Indonesia diserang suhu panas yang tidak biasa di siang hari. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan jika Indonesia saat ini mengalami kenaikan suhu akibat peralihan cuaca dari hujan ke kemarau dan di sebagian wilayah sudah ada yang masuk musim kemarau. 

Baca Juga:Mengenal Sindrom TTS, Efek Samping dari Vaksin Astrazeneca yang Kini Ramai Dibicarakan, Apakah Berbahaya?Eksistensi Pemain Naturalisasi dalam Geliat Olahraga di Indonesia

Tak hanya itu, suhu udara yang memanas tersebut disebabkan adanya kenaikan permukaan sebagai dampak dari minimnya air hujan dan pembentukan awan. 

Disampaikan pula oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikornita Karnawati terkait suhu Indonesia yang mulai ‘gerah’ yang dirasakan sebagian besar masyarakat, 

Jelasnya, perubahan cuaca saat ini merupakan wajar terjadi akibat perubahan iklim, sebagai percampuran peralihan musim hujan ke musim kemarau serta peningkatan kelembaban suhu. 

Selain itu, BMKG juga sudah memprediksi sebagian wilayah yang diperkirakan masuk musim kemarau periode Mei- Agustus 2024 yakni sebanyak 63,66% dibandingkan dengan perkiraan normal, angka tersebut meningkat sekitar 23,03%. 

Adapun intensitas hujan pada saat kemarau diprediksi berada pada sifat hujan normal sebanyak 51,22%.

BMKG juga merilis puncak kemarau yang diprediksi terjadi di Indonesia yakni pada bulan Juli dan Agustus 2024. 

Fenomena kemarau bikin risau

Fenomena kemarau di Indonesia memiliki dampak yang cukup signifikan, terutama bagi sektor pertanian, perikanan, dan ketersediaan air bersih.

Baca Juga:Resmi Dipeluk Timnas, Segini Harga Pasar Maarten Paes by TransfermarktTanpa Struick, Berikut Nama-Nama Pemain Racikan STY di Semi Final Piala Asia U23 2024 Indonesia vs Uzbekistan

Salah satu dampak yang paling terasa adalah kekeringan, di mana tanah menjadi kering dan sulit untuk ditanami.

Tanaman menjadi layu dan mengalami kekurangan air, menyebabkan gagal panen dan merugikan para petani.

Selain itu, kemarau juga berdampak pada penurunan produksi pangan dan harga pangan yang meningkat akibat ketersediaan yang berkurang.

Selain sektor pertanian, kemarau juga berdampak pada sektor perikanan.

Di beberapa daerah, kemarau menyebabkan sungai dan danau menjadi kering, mengakibatkan berkurangnya habitat bagi ikan dan organisme air lainnya.

Hal ini menyulitkan para nelayan untuk menangkap ikan dan menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan.

Ketersediaan air bersih juga menjadi perhatian saat kemarau melanda.

Banyak daerah yang mengalami krisis air bersih karena sumur-sumur menjadi kering dan sumber air permukaan menyusut.

Masyarakat terpaksa harus mengandalkan pasokan air dari sumur gali atau sumber air lain yang jauh dari tempat tinggal mereka,

meningkatkan risiko terjadinya penyakit akibat air yang tidak bersih.

Selain dampak langsung bagi sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, kemarau juga dapat memicu konflik antarwarga, terutama terkait dengan sumber daya air yang semakin terbatas.

Persaingan untuk mendapatkan akses terhadap air bersih dapat memicu ketegangan sosial dan konflik antar kelompok masyarakat.

Untuk mengatasi dampak kemarau, pemerintah dan berbagai lembaga terkait biasanya melakukan berbagai upaya,

seperti penyediaan bantuan air bersih, distribusi pupuk dan benih yang tahan kekeringan, serta penyuluhan mengenai praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Selain itu, upaya konservasi sumber daya air juga dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pasokan air bersih bagi masyarakat.

Dengan mengantisipasi dan mengelola dampak kemarau secara efektif, diharapkan Indonesia dapat mengurangi kerugian ekonomi dan sosial

yang ditimbulkan serta meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di masa-masa kemarau yang akan datang.

0 Komentar