Jembatan Biru Lengkung di Cipager sudah lama tidak lagi dapat digunakan oleh warga untuk melintas, terutama bagi pengendara kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan karena jembatan tersebut berdekatan dengan saluran air milik PDAM, yang membuatnya rawan jika sering dilintasi oleh kendaraan berat.
Saat ini, jembatan hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki. Jembatan Biru Lengkung Cipager yang berada di Kabupaten Sumber, tidak lagi diperuntukkan untuk melintasi kendaraan berat. Larangan tersebut didasarkan pada kekhawatiran akan kerusakan, hingga potensi ambruk jika sering dilalui kendaraan berat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemda Kabupaten Cirebon telah lama menyediakan alternatif jembatan yang dibangun di dekatnya untuk menggantikan fungsi lama jembatan Cipager, agar dapat dilalui oleh kendaraan seperti motor. Selain rawan ambruk karena termakan usia, terdapat pula saluran air PDAM yang berdekatan dengan jembatan Cipager, yang meningkatkan kerawanan jika dilalui oleh kendaraan berat.
Baca Juga:Tebing 20 Meter Di Majalengka Longsor – VideoKomisi I Klaim Dana Hibah Blanko E-KTP Sudah Dialokasikan – Video
Warga sekitar, Sarini, menuturkan bahwa sebelumnya jembatan Cipager sering digunakan warga. Di bawahnya terdapat saluran air yang bermuara ke Kota Cirebon. Peruntukan jembatan ini sebenarnya lebih sering digunakan oleh pejalan kaki untuk menyeberang, mengingat ketinggian jembatan dari sungai yang dapat mencapai 14 meter.
Meskipun sekarang sudah jarang digunakan, Jembatan Biru Cipager tetap memiliki sejarah yang tak dapat lepas dari pembangunan Kabupaten Sumber. Fungsinya kini lebih banyak sebagai penopang saluran air utama PDAM dan tempat bagi beberapa pejalan kaki.