6 Adat Istiadat Cirebon yang Masih Lestari Hingga Sekarang, Apa Saja? 

adat istiadat cirebon
6 adat istiadat Cirebon yang masih lestari hingga sekarang. Foto: radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Masyarakat Cirebon memiliki sejumlah warisan leluhur yang masih terjaga dengan baik.

Oleh karena itu, terdapat beberapa adat istiadat Cirebon yang masih lestari hingga sekarang.

Diketahui bahwa wilayah Cirebon telah ada sejak ratusan tahun yang lampau, sehingga terciptalah warisan budaya yang terus berjalan dari tahun ke tahunnya.

Baca Juga:Viral Grup 'Fantasi Sedarah' di Facebook, Isinya Bikin Merinding, Komdigi Langsung Blokir 6 Wisata Sejarah di Cirebon, Dari Keraton hingga Klenteng Tertua, Cek Info Selengkapnya

Semasa era Sunan Gunung Jati, nuansa Islam melekat menjadi tradisi rutin di tengah masyarakat Cirebon.

Untuk itu, berikut 6 adat istiadat yang masih ada hingga sekarang di Cirebon:

1.Rajaban

Rajaban adalah tradisi upacara dan ziarah ke makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan di Plangon.

Rajaban umumnya dihadiri oleh para kerabat dari keturunan kedua pangeran tersebut. Ziarah ini dilaksanakan setiap tanggal 27 Rajab.

Obyek wisata ini terletak di Plangon Kelurahan Babakan Kecamatan Sumber, kurang lebih 1 Km dari pusat kota Sumber.

2. Nadran

Nadran atau pesta laut dilaksanakan oleh masyarakat pesisir sebagai upacara terima kasih kepada Sang Pencipta (Allah SWT)

Para nelayan mengucapkan rasa syukur atas rezeki yang telah didapat, dan dengan tujuan untuk mengharapkan keselamatan.

Baca Juga:Kabar Gembira! Masjid At-Taqwa Cirebon Buka Beasiswa 2025 untuk Mahasiswa Ciayumajakuning, Cek Infonya Di SiniRiwayat Stadion Bima, Bermula Kawasan Olahraga Hingga Jadi Ladang Cuan Bagi Para Pedagang

Upacara Nadran dilaksanakan hampir sepanjang pantai (tempat berlabuh para nelayan) dengan kegiatan yang sangat bervariasi. Upacara ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali.

3. Ganti Walit

Ganti Walit adalah upacara adat di makam kramat Trusmi Cirebon. Upacara yang dilaksanakan setiap tahun di Makam Kramat Trusmi.

Ganti Walit bertujuan untuk mengganti atap makam keluarga Ki Buyut Trusmi yang menggunakan Welit (anyaman daun kelapa).

Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Trusmi Cirebon. Biasanya dilaksanakan setiap tanggal 25 bulan Maulud.

4. Syawalan Gunung Jati

Syawalan Gunung Jati merupakan tradisi ziarah pada bulan syawal setelah idul fitri ke makam Sunan Gunung Jati.

Di bulan ini, masyarakat Cirebon biasa melakukan ziarah dan tahlilan di makam Sunan Gunung Jati Cirebon.

Setiap Syawalan biasanya tempat ziarah makam Sunan Gunung Jati dipenuhi para peziarah hampir dari semua daerah Cirebon dan daerah lain di sekitarnya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tanggal 25 bulanMulud.

6. Muludan

Muludan merupakan upacara adat yang dilaksanakan setiap bulan Mulud (Maulud) di Makam Sunan Gunung Jati, dan puncaknya berada di Keraton Kasepuhan.

Terdapat kegiatan di Keraton Kasepuhan yaitu “Panjang Jimat” atau proses pembersihan dan pencucian Pusaka Keraton. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tanggal 8-12 Mulud.

6. Azan Pitu

Azan pitu merupakan tradisi yang ada di Masjid Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan Cirebon.

Tradisi unik ini hanya ada di saat hari Jum’at, pasalnya kumandang Azan untuk sholat Jumat akan dilakukan oleh 7 orang muazin.

Untuk itulah mengapa dinamakan azan pitu. Hingga kini kearifan lokal ini masih dilaksanakan di Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon.

0 Komentar