RADARCIREBON.TV – Kota yang dikenal sebagai simpul peradaban pesisir utara Jawa ini kembali menegaskan posisinya sebagai gudang seni, budaya, dan tradisi Nusantara. Dengan warisan artistik yang mengakar dari masa lampau hingga geliat kekinian, Cirebon tak hanya menjaga napas tradisi, tetapi juga terus menciptakan denyut baru dalam bentuk karya-karya kreatif yang relevan dengan zaman.
Festival Film Kampung 2025 hadir sebagai salah satu proyeksi artistik tersebut. Mengusung tema “KAMPUNG BOCAHE KITA”, festival ini bukan sekadar ajang kreativitas warga, tetapi lebih jauh merupakan ikhtiar kolektif menghadirkan ruang aman dan nyaman bagi anak-anak—di tingkat paling dasar, yakni RW atau kampung.
Ajang ini menjadi ruang eksplorasi seni visual yang menjawab kebutuhan nyata kampung layak anak. Setiap RW di Kota Cirebon didorong menciptakan film dokumenter drama (dokudrama) yang menggambarkan potensi unggulan wilayah mereka—mulai dari sisi lingkungan, pariwisata, ekonomi, teknologi, sosial, hingga budaya. Tak hanya sebagai bentuk ekspresi artistik, film-film ini menjadi media komunikasi yang memotret harapan, cita-cita, dan kebutuhan anak-anak dalam konteks lokal mereka.
Baca Juga:Jigus Absen Rotasi Mutasi, Muncul Isu Koalisi Beriman Tidak HarnonisIni Daftar Pejabat Yang Kena Rotasi Mutasi Perdana Bupati Imron
“Setiap kampung punya cerita, punya mimpi. Festival ini jadi panggung bagi suara-suara kecil yang sering tak terdengar,” ungkap panitia Festival Film Kampung 2025.
Lebih dari sekadar festival, kegiatan ini adalah manifestasi konkret visi Cirebon Smart City yang menggabungkan nilai-nilai kearifan lokal dengan pemanfaatan teknologi informasi. Masyarakat didorong untuk cerdas dan kreatif memanfaatkan media digital, tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sebagai alat transformasi sosial dan advokasi pembangunan inklusif.
Program ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk kelurahan dan kecamatan, agar perencanaan kampung layak anak berjalan menyeluruh dan berkelanjutan. Mulai dari lingkup keluarga hingga ekosistem kampung, pembangunan diarahkan pada pemenuhan hak-hak anak: tumbuh kembang optimal, bebas dari kekerasan, diskriminasi, serta dihargai suaranya.
Lebih menarik lagi, Festival Film Kampung 2025 ini akan memperebutkan Piala Bapak E. Herman Khaeron, anggota DPR RI yang dikenal aktif mendorong program penguatan masyarakat berbasis kultural dan teknologi.
Kegiatan ini juga dinilai mampu memberikan dampak nyata terhadap pengembangan sektor pariwisata, ekonomi kreatif, serta mendukung pemerataan pembangunan lintas wilayah di Kota Cirebon. Kampung-kampung yang selama ini tersembunyi di balik geliat kota, kini punya peluang untuk tampil, bersuara, dan berbagi inspirasi.
“Ini bukan hanya tentang film, ini tentang anak-anak kita, tentang masa depan kampung, dan tentang bagaimana kita sebagai masyarakat menjaga dan menciptakan ruang tumbuh yang layak,” ujar salah satu peserta dari Kecamatan Harjamukti.
Dengan semangat kolaboratif dan cita rasa lokal yang kuat, Festival Film Kampung 2025 membuktikan bahwa Cirebon bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga laboratorium kreatif masa depan. Dari kampung untuk Indonesia—dari anak-anak untuk dunia.