Dari Sidang Paripurna DPRD Jabar, Tak Ada Walk Out, Tak Ada Teriak, Cuma Pelukan dan Guyon Politik

Paripurna Damai dan lancari
Suasana damai dan lancar terlihat di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut, KDM menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi kritik yang disampaikan DPRD Foto : Jabarekspres/radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Hari ini, Sidang Paripurna DPRD Jawa Barat gagal total memenuhi ekspektasi publik yang berharap tontonan penuh drama.

Tidak ada teriakan. Tidak ada interupsi. Tidak ada pintu dibanting. Tidak ada map dilempar, tidak ada saling dorong, Sebagai gantinya: senyum, tawa, dan jabat tangan bergelombang seperti flashmob politik yang terekam kamera.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi rupanya datang tidak membawa perisai atau pedang kata-kata, hanya beberapa lembar naskah pidato dan stok guyonan tak terbatas sehingga lagi-lagi membuat para viewer dan netizen kecewa karena gagal melihat ceruta berdambung dsri konflik DPRD dan KDM.

Baca Juga:Rombongan Karyawan RSD Gunung Jati Kecelakaan di Tol Cisumdawu, Ini Daftar Korbannya 148 Bupati dan 22 Gubernur Terseret Kasus Korupsi

Sidang yang seharusnya bermaterikan pengesahan Ranperda Investasi dan LKPJ 2024 malah berubah menjadi panggung seperti acara keluarga, dibuka dengan salam hangat dan tepuk tangan yang mengalahkan final Indonesian Idol serta diakhiri salam-slaaman dan senyum bahagia.

“Pak Iswara tampan tapi tidak nakal,” ucap Dedi. Kalimat itu langsung menggetarkan ruang sidang, beberapa anggota dewan bahkan terciduk memijit perut karena tertawa berlebihan.

Ketua DPRD Buky Wibawa terlihat nyaris memukul meja, bukan karena marah, tapi karena menahan tawa yang terjebak di kerongkongan.

Puncaknya terjadi saat Dedi menyapa Ono Surono. Sontak seisi ruangan meledak ketika KDM menyebut Ono sebagai orang paling spektakuler . “Saya tahu Pak Ono Kontrak-kontrak medianya sudah banyak nanti ke depan,”ujar Dedi yang langsung disambut riuh peserta paripurna yang hadir.

“Kecewa ya, tidak ada yang interupsi, viewer menurun. Tidak apa-apa, kita harus utamakan Jabar Istimewa,” ungkap Dedi sambil tersenyum.

Hal ini pun sontak memukul keras hati para pengamat politik yang sudah menyiapkan analisis konflik pasca sidang paripurna. Semua sia-sia. Drama ditiadakan, agenda disahkan, damai diumumkan.

Dedi menganggap kritik yang disampaikan DPRD adalah bagian dari tugas lembaga tersebut dan menyampaikan terima kasih.

Baca Juga:Merajut Tradisi, Menyulam Inovasi: Cirebon Menuju Kampung Layak Anak"Jigus Absen Rotasi Mutasi, Muncul Isu Koalisi Beriman Tidak Harnonis

KDM pun menyampaikan apresiasinya kepada DPRD, atas berbagai bentuk otokritik yang selama ini berkembang.

“Terima kasih atas berbagai otokritik. Baik secara langsung maupun media. Baik media masa maupun elektronik,” jelasnya.

0 Komentar