Meski prosesnya berlangsung cepat dan singkat, Komarudin menyatakan bahwa seluruh mekanisme telah berjalan sesuai aturan partai. “Saya juga tak menyangka bisa secepat ini. Padahal kita setting acara sampai pukul 23.00 malam. Tapi ya, inilah dinamika organisasi,” tambahnya.
Kongres ke-6 ini sendiri merupakan forum tertinggi dalam struktur organisasi PDI Perjuangan. Digelar setelah pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) nasional yang berlangsung sehari sebelumnya pada Rabu (30/7), forum ini menjadi ajang konsolidasi terbesar bagi seluruh pengurus partai dari pusat hingga daerah.
Dalam acara Bimtek tersebut, Megawati menyampaikan pesan penting kepada seluruh kader mengenai perlunya menjaga soliditas partai. Ia mengingatkan bahwa kekuatan partai politik adalah fondasi utama kekokohan sebuah negara. Mengutip ajaran Bung Karno, ia menekankan bahwa partai adalah “tiang negara” yang tak boleh rapuh.
Baca Juga:Profil Megawati Soekarnoputri: Sejarah, Peran, dan Pengaruh dalam Politik IndonesiaHasto Kristiyanto PDIP Bakal ke Dewan Pers Usai Dicecar Polisi soal Dugaan Hoax , Ngadu ke Megawati?
“Kalau tiangnya rapuh, negara bisa runtuh. Kita pernah dijajah 3,5 abad, apa kita mau dijajah lagi? Jangan! Karena penjajahan itu sakit sekali,” ucap Presiden ke-5 RI tersebut dalam pidatonya yang penuh semangat di The Meru & Bali Beach Convention Center, Sanur, Denpasar.
Megawati juga menyoroti pentingnya disiplin organisasi serta budaya gotong royong sebagai ciri khas perjuangan PDI Perjuangan. Menurutnya, partai harus terus membesar dan tidak menyusut karena konflik internal atau kepentingan pribadi kader.
“Jangan hanya mencari kekuasaan untuk diri sendiri. Partai ini milik bersama. Kita harus merasa sebagai satu keluarga, saling bahu-membahu. Kalau kita solid dan bergotong royong, rakyat akan ikut bersama kita,” tegas Megawati yang disambut riuh tepuk tangan para peserta.
Dengan pengukuhan ini, Megawati akan kembali memimpin PDI Perjuangan hingga lima tahun ke depan. Kepemimpinannya yang konsisten sejak 1999 menjadikannya salah satu tokoh politik terlama dalam sejarah partai di Indonesia.
Kongres ini juga disebut-sebut akan membahas strategi partai dalam menghadapi kontestasi politik ke depan, termasuk Pilkada Serentak 2025 dan konsolidasi internal pasca Pemilu 2024.
Banyak pihak menilai keputusan aklamasi ini mencerminkan loyalitas tinggi kader terhadap sosok Megawati yang dianggap sebagai simbol persatuan partai. Namun, tantangan ke depan dinilai tidak mudah, terutama dalam menjaga regenerasi dan daya tarik partai terhadap pemilih muda.