RADARCIREBON.TV – Dunia sepakbola memang sering kali punya selera humor yang kejam. Buktinya ada pada kisah David De Gea dan Manchester United. Sang kiper yang dulu jadi pahlawan di Old Trafford kini berseragam ungu Fiorentina, menapaki jalan ke kompetisi Eropa. Sementara mantan klubnya, yang dulu menjual nama besar di bursa transfer, kini hanya bisa menonton pesta dari layar kaca.
Di leg pertama playoff Liga Konferensi Eropa 2025/2026, Fiorentina tampil garang meski harus bermain dengan 10 orang. Mereka menghajar wakil Ukraina, Polissya Zhytomyr, dengan skor telak 3-0.
Kemenangan itu justru tercipta dengan kondisi Fiorentina pincang Setelah Moise Kean diganjar kartu merah di menit ke-44. Alih-alih memanfaatkan keunggulan jumlah pemain, Polissya malah berubah menjadi lumbung gol.
Baca Juga:Geger! 5 Daftar Kiper Incaran MU, Dari Donnarumma Hingga De Gea Bisa Jadi Comeback Paling Gila di Old TraffordGeger! Rumor De Gea Kembali? Krisis Kiper Manchester United Kian Nyata!
Gol pertama lahir konyol, tepat di menit ke-8, saat kiper Polissya, Oleh Kudryk, melakukan blunder memalukan. Blunder itu seolah hadiah pembuka jalan bagi Fiorentina. Robin Gosens, yang baru saja dipermanenkan dari Union Berlin, menambah penderitaan lawan lewat gol di menit ke-32. Sementara Albert Gudmundsson memastikan pesta tiga gol dengan sontekan dingin di menit ke-69.
Di balik kemenangan itu, ada sosok David De Gea yang kini seperti menemukan rumah baru. Setelah dicampakkan Manchester United, ia sempat seperti pemain tak laku di bursa transfer. Berbulan-bulan dirinya terkatung-katung, sampai akhirnya Fiorentina datang sebagai penyelamat. Kini, De Gea bukan hanya kembali ke lapangan, tapi juga berpotensi mengangkat trofi Eropa, ironisnya bersama klub yang jauh dari hingar-bingar Premier League.
Bandingkan dengan Manchester United. Klub yang dulu menguasai Eropa kini malah menjadi bahan lelucon. Musim 2025/2026, Setan Merah bukan hanya absen dari Liga Champions, tapi juga tidak akan menyentuh Liga Europa atau bahkan Liga Konferensi. Ya, klub dengan sejarah megah itu harus puas jadi “klub domestik,” bermain hanya di Premier League dan kompetisi lokal.
Bagi fans United, ini tentu tamparan keras. Mereka terbiasa melihat tim kesayangannya bersaing di panggung besar Eropa. Kini, harus puas menyaksikan mantan kiper mereka tampil di level kontinental sementara Old Trafford hanya jadi arena nostalgia masa lalu.