Kekalahan Perdana Persijap di BRI Super League: Mario Lemos Soroti Disorganisasi dan Mentalitas Pemain

Sepakbola Indonesia
Mario Lemos, tidak segan membongkar dua masalah utama yang membuat timnya gagal meraih hasil positif. Foto: Ig coachmariolemos/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Persijap Jepara akhirnya merasakan pahitnya kekalahan perdana di ajang BRI Super League 2025/2026.

Sebagai tim promosi, kiprah Laskar Kalinyamat sebenarnya cukup menjanjikan di dua laga awal dengan torehan empat poin.

Namun, lawan tangguh Borneo FC menjadi ujian nyata bagi kualitas mereka. Laga yang berlangsung ketat tersebut berakhir dengan skor 1–3, sekaligus membuka mata banyak pihak tentang tantangan besar yang menanti Persijap di kasta tertinggi sepak bola nasional.

Baca Juga:Borneo FC Taklukan Persijap Sang Penakluk Juara Bertahan: Gusur Persija dan Arema Dari Puncak Klasemen!Borneo FC Hajar Persijap 3-1, Pesut Etam Ganas di Stadion Segiri!

Pelatih kepala, Mario Lemos, tidak segan membongkar dua masalah utama yang membuat timnya gagal meraih hasil positif.

Menurutnya, faktor teknis dan mental sama-sama menjadi penyebab utama yang harus segera dibenahi sebelum situasi berkembang semakin sulit.

Persijap Kehilangan Organisasi Permainan

Dalam analisis pascalaga, Lemos menyoroti lemahnya organisasi permainan timnya, terutama setelah gol ketiga Borneo FC tercipta. Menurutnya, Persijap kehilangan bentuk permainan dan tidak disiplin dalam menjaga struktur pertahanan. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kontribusi dari pemain sayap dalam membantu lini belakang.

“Ketika kami kebobolan gol ketiga, organisasi permainan kami juga tidak berjalan dengan baik,” ujar Lemos. Ia menambahkan bahwa koordinasi antar lini masih jauh dari sempurna.

Ketika satu sisi pertahanan dieksploitasi, respon dari lini tengah maupun sayap tidak berjalan sebagaimana mestinya. Inilah yang kemudian memberi ruang lebar bagi lawan untuk menguasai permainan.

Kondisi ini bisa dipahami mengingat sebagian besar pemain Persijap baru pertama kali merasakan atmosfer kompetisi di level tertinggi. Kecepatan tempo, kualitas lawan, serta intensitas duel di BRI Super League jauh berbeda dibanding Liga 2. Faktor adaptasi inilah yang harus segera mereka lewati bila ingin bertahan di persaingan papan tengah.

Mentalitas Bertahan Masih Lemah

Selain persoalan teknis, Mario Lemos juga menekankan masalah mentalitas pemainnya. Menurutnya, saat Persijap kebobolan gol pertama pada menit ke-26, reaksi tim tidak cukup kuat untuk bangkit. Padahal, secara matematis masih banyak waktu tersisa untuk mengejar ketertinggalan.

Baca Juga:Borneo FC Gemilang di Awal Super League! Puncaki Klasemen dengan Ketangguhan, Bukan Sekadar Jadwal LunakAkhir Era Kejayaan Manchester City, Aura Sang Juara Kini Memudar

“Sebetulnya masih ada banyak waktu untuk berjuang, masih ada peluang. Kami tidak boleh menyerah hanya karena emosional,” tegas pelatih asal Portugal tersebut.

0 Komentar