Apalagi, City sedang tidak baik-baik saja. Klub yang biasanya nyaman di papan atas kini tercecer di posisi 13 klasemen Liga Inggris. Statistik kebobolan musim ini terlalu menyakitkan untuk klub yang punya ambisi juara. Guardiola tentu lelah melihat para kiper yang lebih sering jadi headline karena blunder ketimbang aksi penyelamatan. Maka, Donnarumma pun hadir bukan sekadar transfer, tapi ancaman eksistensi.
Kontraknya? Jangan tanya. Football Italia menulis Donnarumma langsung menerima gaji Rp234 miliar plus bonus di musim pertamanya. Angka itu melonjak jadi Rp265 miliar per musim dalam dua tahun terakhir kontraknya. Belum lagi bonus Rp46,8 miliar yang disiapkan La Repubblica, termasuk insentif khusus bila City meraih Liga Primer Inggris dan Liga Champions. Bahkan, setiap kali ia mencatat clean sheet, rekeningnya akan semakin gemuk.
Dengan skema ini, City seakan berkata: “Kami membayar mahal, maka Anda tak boleh kebobolan murahan.” Donnarumma tidak hanya dituntut untuk tampil konsisten, tetapi juga menjadi simbol perbaikan City yang tengah terpuruk.
Baca Juga:Ternyata Ini Alasannya Man City Belum Mengumumkan Resmi DonnarummaBuffon Siap Kasih Wejangan ke Donnarumma yang Lagi Galau Soal Masa Depan
Dan inilah ironi yang tak bisa diabaikan: saat klub berjibaku di papan tengah, kiper baru mereka justru menerima kontrak bak bintang film blockbuster. Maka, bagi kiper City yang tersisa, pesan manajemennya jelas: tampil heroik atau angkat koper. Sebab di Etihad, blunder bukan lagi sekadar kesalahan, tapi tiket keluar dari ruang ganti.
Donnarumma bukan sekadar transfer besar, ia adalah garis tegas. Entah City kembali bangkit atau semakin terjerembab, satu hal pasti: sang kiper Italia kini memegang kunci di antara harapan dan ke gagalan.
Singkatnya: City tidak hanya membeli kiper. Mereka juga membeli drama.