9. Perayaan Kemenangan di Puncak. Close-up wajah penuh peluh dan kebahagiaan. AI bisa menambahkan efek keringat, tapi tidak bisa memberikan sensasi bau badan yang asli.
10. Perjalanan Pulang. Dari belakang, langkah mantap meski lelah. Dalam realitas, perjalanan pulang Anda mungkin hanya sejauh pintu kulkas ke kasur.
Fenomena Gemini AI ini bukan sekadar tren foto. Ia menyoroti bagaimana manusia semakin haus pencitraan. Selfie bukan lagi bukti keberadaan, melainkan bahan baku ilusi.
Baca Juga:4 Prompt Gemini Ai Naik Jetsky Dijamin Keren dan Auto SultanLiburan Ke Mana Aja Bisa! Ini 7 Prompt Gemini AI Biar Kayak Beneran di Luar Negeri
Sarkasnya, orang kini bisa lebih sering “mendaki” gunung lewat prompt ketimbang benar-benar menapaki tanah dan batu. Dunia maya dipenuhi para “pendaki virtual”, lengkap dengan narasi heroik, padahal kardio terpanjang mereka hanya naik tangga dua lantai.
Tetapi begitulah: teknologi memberi shortcut bagi manusia yang gemar pamer hasil tanpa peduli proses. Gemini AI jadi cermin: semakin canggih alat, semakin malas usaha.
Dan pada akhirnya, selfie biasa kini benar-benar naik kelas. Bukan lewat perjalanan spiritual, bukan lewat keringat dan luka, tapi lewat algoritma dingin yang setia memenuhi fantasi.