RADARCIREBON.TV- Bek tangguh Real Madrid, Eder Militao, membuka kisah emosional di balik comeback-nya ke lapangan setelah hampir satu tahun absen akibat cedera lutut serius.
Dalam wawancara eksklusif dengan media Spanyol, pemain asal Brasil itu mengaku sempat berpikir untuk mengakhiri karier sepak bolanya lebih cepat karena trauma dan rasa sakit yang luar biasa.
Cedera tersebut terjadi pada Agustus 2023, di pertandingan pembuka La Liga musim 2023/24 melawan Athletic Bilbao. Militao mengalami robek ligamen anterior (ACL) di lutut kirinya, salah satu cedera paling berat bagi atlet profesional. Setelah operasi dan masa pemulihan panjang, ia akhirnya kembali memperkuat Real Madrid pada pertengahan 2025.
Baca Juga:Cedera Otot, Dani Carvajal Absen Sebulan, Real Madrid Hadapi Krisis di Posisi Bek KananOle Romeny Dipanggil Timnas Indonesia, Kluivert Masih Pantau Kondisi Cederanya
Namun, di balik senyum dan semangat yang kini terlihat, perjalanan menuju pemulihan penuh ternyata dipenuhi rasa frustrasi, ketakutan, dan keraguan yang nyaris menghancurkan kariernya.
Awal Mula: “Saya Tahu Ada Sesuatu yang Salah Saat Itu Juga”
Militao menceritakan detik-detik cedera itu masih sangat jelas di ingatannya.
“Saya melompat untuk merebut bola, lalu mendarat dengan posisi yang salah. Saya langsung mendengar bunyi ‘klik’ di lutut saya. Saat itu saya tahu ada sesuatu yang sangat salah,” ujarnya.
Ia segera dibawa keluar lapangan dengan air mata menetes di wajahnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ligamen lutut kirinya robek total. Diagnosis itu membuat Militao harus menjalani operasi dan absen setidaknya 9 hingga 12 bulan.
“Saya tidak pernah cedera separah itu sebelumnya. Dokter bilang saya butuh waktu lama untuk pulih. Rasanya seperti dunia saya runtuh,” kenangnya.
Masa Gelap: Depresi, Rasa Sakit, dan Pikiran untuk Menyerah
Bagi Militao, masa rehabilitasi ternyata jauh lebih berat daripada yang ia bayangkan. Setiap hari harus dijalani dengan latihan intensif di ruang fisioterapi, dengan rasa nyeri yang tak kunjung hilang.
“Bukan hanya tubuh saya yang sakit, tapi juga pikiran saya. Saya bangun setiap hari dengan rasa takut, takut tidak akan bisa bermain lagi, takut tidak akan pernah sama seperti dulu,” ucap pemain berusia 27 tahun itu.