Dampak Sosial dan Psikologis
Psikolog media sosial, Dr. Aris Nugroho, memperingatkan bahwa tren ini bisa berdampak pada persepsi diri, terutama di kalangan remaja: “Kalau seseorang sering melihat wajah sendiri dalam tubuh ideal yang jauh dari kondisi nyata, maka bisa timbul disonansi internal: ‘mengapa aku tidak seperti itu?’”
Selain itu, muncul risiko konflik hak cipta dan privasi. Tubuh idol itu adalah citra milik selebriti (atau agensi mereka), dan menggabungkannya dengan wajah orang lain bisa menimbulkan klaim pelanggaran citra atau penyalahgunaan representasi. Beberapa artis atau agensi sudah mulai memberi warning terhadap penggunaan bentuk manipulasi ekstrem yang merugikan citra mereka.
Di platform media sosial, juga muncul praktik negatif seperti pelecehan terhadap edit foto: edit yang “gagal” atau dijadikan meme. “Saya pernah hasil edit wajahku ke tubuh idol, tapi kok aneh malah jadi viral sebagai bahan tertawaan,” ungkap seorang pengguna anonim di forum daring.
•Reaksi dari Industri Hiburan
Baca Juga:Nggak Punya Waktu Liburan? Warganet Ramai Edit Foto Naik Kuda Pakai Gemini AITakut Warnain Rambut Karena Masih Sekolah? Kini Bisa Edit dengan Gemini AI!
Beberapa agensi hiburan merespons tren ini dengan sikap hati-hati. Seorang juru bicara agensi musik Korea Selatan menyatakan bahwa mereka menghargai kreativitas penggemar, tetapi mengingatkan agar tidak melanggar batas etika, terutama ketika hasil edit disebarkan luas atau dikomersialkan.
Di Indonesia, artis lokal pun mulai mengomentari. Seorang penyanyi muda, ketika diwawancara, berkata, “Aku merasa senang kalau ada yang membuat edit aku, tapi kalau wajah orang lain melekat di tubuh aku, entah itu lucu atau tidak, ada rasa aneh juga. Itu seperti mencuri citra.” Pernyataan ini memicu diskusi hangat di media hiburan nasional.
Beberapa ahli pemasaran hiburan melihat peluang: brand atau agensi bisa menggunakan tren itu sebagai media engagement dengan fans, misalnya kompetisi edit kreatif dengan regulasi yang jelas. Namun, mereka juga menekankan pentingnya guidelines agar kreativitas tak berubah menjadi hakim sosial atau konflik etika.
•Etika, Regulasi, dan Panduan Kreatif
Para pengamat media menyarankan agar platform sosial atau komunitas editing menetapkan pedoman.