Tidak Hanya Cirebon, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Rasakan Panas Ekstrem, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

Panas Ekstrem
Cuaca Cirebon akhir -akhir ini begitu panas Foto : Gemini Ai
0 Komentar

Dampak Kesehatan Akibat Suhu Panas

Peningkatan suhu udara yang ekstrem tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Dokter menyebut risiko dehidrasi, kelelahan, dan heat stroke meningkat signifikan dalam kondisi seperti ini.

“Tubuh manusia bekerja keras menjaga suhu agar tetap normal. Ketika paparan panas terlalu lama dan cairan tubuh tidak mencukupi, keseimbangan ini terganggu. Gejalanya mulai dari pusing, kulit kemerahan, hingga pingsan,” ujar dr. Wahyu Ningsih, spesialis penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo.

Ia menyarankan masyarakat untuk memperbanyak konsumsi air putih, menghindari aktivitas berat di bawah terik matahari, dan menggunakan pakaian berbahan katun yang mudah menyerap keringat. Selain itu, penting juga mengenakan tabir surya (sunscreen) untuk mencegah iritasi kulit akibat radiasi sinar UV yang tinggi.

Langkah Sederhana Menghadapi Cuaca Panas

Baca Juga:BMKG : Keantariksaan Kewenangan LAPAN, Dugaan Meteor Masih DitelusuriBMKG Klarifikasi Isu Bumi Akan Gelap 6 Menit karena Gerhana Matahari pada 2 Agustus 2025: Hoaks!

BMKG dan tenaga medis memberikan sejumlah tips agar masyarakat bisa beradaptasi dengan kondisi panas ekstrem saat ini:

1. Minum air putih minimal dua liter per hari untuk menjaga hidrasi tubuh.

2. Hindari keluar rumah antara pukul 11.00–15.00, saat intensitas sinar matahari paling tinggi.

3. Gunakan pakaian longgar dan berwarna terang.

4. Tutup tirai atau jendela rumah di siang hari agar panas tidak terperangkap di dalam ruangan.

5. Kurangi konsumsi minuman berkafein dan bersoda yang dapat mempercepat dehidrasi.

Kapan Panas Akan Berakhir?

BMKG memperkirakan suhu tinggi ini akan bertahan hingga akhir Oktober 2025. Setelah itu, sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan, terutama di bagian barat dan tengah Nusantara. Meski begitu, cuaca panas diperkirakan masih bertahan lebih lama di wilayah Nusa Tenggara dan sebagian Kalimantan.

“Begitu awan-awan hujan mulai terbentuk lebih banyak, suhu akan berangsur normal. Namun masyarakat tetap harus waspada karena perubahan cuaca di Indonesia bisa terjadi sangat cepat,” pungkas BMKG dalam keterangannya.

Fenomena suhu tinggi kali ini bukan tanda bahaya global, melainkan bagian dari siklus tahunan yang biasa terjadi. Namun, dampaknya tetap terasa berat bagi warga di perkotaan yang sehari-hari bergelut dengan polusi dan aktivitas padat. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan memperhatikan kondisi tubuh menjadi langkah paling penting untuk bertahan di tengah teriknya cuaca akhir-akhir ini.

0 Komentar