•Dampak terhadap Industri Kreatif
Tren ini tidak hanya terjadi di kalangan individu, tetapi juga mulai merambah dunia komersial. Beberapa studio foto dan desainer digital di Asia dan Eropa kini menawarkan paket “AI Fairytale Portrait” di mana pelanggan bisa memilih karakter dongeng apa pun, termasuk Snow White, Cinderella, atau Aurora dan menggabungkannya dengan gaya pribadi.
Selain itu, muncul pula kolaborasi antara seniman AI dan ilustrator manual yang menggabungkan hasil edit otomatis dengan lukisan digital. Hasilnya adalah karya beresolusi tinggi yang dijual sebagai NFT atau dicetak sebagai kanvas dekoratif.
“Teknologi AI membuka jalan baru bagi seniman untuk bereksperimen dengan fantasi dan realitas,” ujar Lina Hartono, seorang ilustrator digital asal Indonesia. “Namun tetap penting menjaga orisinalitas dan tidak hanya bergantung pada mesin.”
•Reaksi Publik dan Pandangan Ahli
Baca Juga:Bisa Nongkrong Sampai Subuh: Gemini AI Buktikan Anak Strict Parents Juga Punya Kebebasan DigitalTiduran Tenang di Atas Laut Tanpa Tenggelam, Padahal Hanya Hasil Keajaiban Gemini AI
Reaksi terhadap tren ini bervariasi. Sebagian besar pengguna media sosial menanggapinya dengan antusias, melihatnya sebagai sarana hiburan dan nostalgia yang tidak berbahaya. Di sisi lain, beberapa kritikus budaya berpendapat bahwa fenomena ini bisa menandai “banjir visual” yang mengaburkan batas antara seni, kenyataan, dan konsumsi konten.
Menurut dosen budaya digital Universitas Indonesia, Dr. Andira Prameswari.
“Tren seperti ‘menjadi Snow White’ mencerminkan dua sisi masyarakat modern: kerinduan terhadap dongeng masa kecil, dan kebutuhan untuk mengontrol citra diri di dunia digital. Keduanya saling terkait, AI hanya menjadi perantara dari impian lama yang kini bisa diwujudkan dalam hitungan detik.”
Kesimpulan
Fenomena “menjadi Snow White dengan kurcaci” bukan sekadar tren viral di dunia maya, tetapi gambaran nyata bagaimana manusia memanfaatkan teknologi untuk mengekspresikan kepribadian, nostalgia, dan fantasi. Di satu sisi, ini membuka ruang kreativitas tak terbatas; di sisi lain, menuntut kesadaran baru akan batas etika, hak cipta, dan keaslian identitas digital.
Dengan teknologi yang terus berkembang, mungkin suatu hari kita tidak hanya bisa mengedit diri menjadi karakter dongeng, tetapi mengalami dunia mereka melalui realitas virtual sepenuhnya. Namun hingga saat itu tiba, foto-foto Snow White versi AI ini akan terus menjadi simbol modern dari fantasi klasik yang tak lekang oleh waktu.
