Fakta Sejarah Batik Trusmi Cirebon

Fakta Sejarah Batik Trusmi Cirebon
Sumber : Ilustrasi dari MahmurMarganti/Pixabay.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Cirebon merupakan kota di Jawa Barat yang penuh dengan tradisi dan budaya. Salah satu budaya yang kini masih ada yakni Batik Trusmi. Batik ini sangat populer dan terkenal bahwa ke mancanegara. Simak artikel ini sampai habis karena ada beberapa fakta sejarah Batik Trusmi Cirebon yang harus kamu ketahui.

Batik Trusmi adalah salah satu Batik paling terkenal di Indonesia. Sentra kerajinan ini bisa Anda temukan saat berkunjung ke daerah Cirebon. Secara umum ciri-ciri Batik Trusmi terbagi menjadi dua jenis. Tema pokok yang pertama adalah tema keraton, yang berasal dari dekorasi keraton, dan elemen bangunan serta benda-benda yang mengelilingi keraton. Motif lainnya adalah motif pantai dengan flora dan fauna darat dan laut serta pemilihan warna-warna cerah. 

Sejarah

Menurut sejarahnya, Batik Trusmi pertama kali di kenal dari cerita rakyat abad ke-14, di mana terdapat suatu daerah yang memiliki banyak tumbuhan. Warga sekitar sering menebangnya, namun tanamannya tetap tumbuh kembali, itulah sebabnya kawasan tersebut di namakan Desa Trusmi, berasal dari kata “tetap tumbuh”.

Baca Juga:SEGERR CURUG CIMAHI BANDUNG – Tiketnya Murah Wajib Coba!Heboh di Jual City Car 250cc Dengan Harga Murah – Berani Beli?

Awal mula Batik Trusmi dapat di telusuri kembali ke Ki Buyut Trusmi yang mengajarkan keterampilan Batik Cirebon kepada masyarakat. Kemudian Keraton Sultan Cirebon memerintahkan masyarakat Trusmi untuk membatik dan kesenian itu terus berkembang hingga menjadi salah satu ikon daerah Cirebon. 

Semula Sultan Kraton pernah meminta warga Trusmi untuk membuatkan batik yang sama persis dengan beliau tanpa memberikan pola apapun, warga hanya di perbolehkan melihat tema pokoknya saja. Saat waktunya tiba, warga Trusmi kembali dengan dasi siap.

Kemudian warga Trusmi meminta kepada Sultan kain dasi yang asli kemudian membungkus kedua kain dasi tersebut dalam satu bungkusan yang sama. Saat kiamat tiba, warga Trusmi meminta Sultan untuk mencari tahu batik mana yang asli dan mana yang duplikat. Karena mampu membuat dasi rangkap yang sangat presisi, sultan tidak bisa membedakan antara dasi asli dengan dasi rangkap warga Trusmi.

Dengan demikian, masyarakat Trusmi mendapat pengakuan dari Sultan atas keterampilan membatik dan kualitas batiknya. Saat ini tidak hanya warga Trusmi yang membatik, namun warga sekitar seperti Gamel, Kaliwulu, Wotgali dan Kalitengah juga ikut membatik. 

Pembuatan Batik Trusmi

Awalnya terbuat dari katun, bahan berwarna putih di sebut kain Mori. Namun saat ini batik juga dapat di buat dari bahan lain, misalnya. Sutra, poliester, viscose, dan bahan sintetis lainnya. Motif tie-dye dibuat dengan lilin cair, menggunakan alat miring untuk pola halus dan kuas untuk pola besar, memungkinkan cairan lilin diserap oleh serat kain.

Kain lilin kemudian diwarnai dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dengan warna yang lebih terang dan kemudian berlanjut ke desain lain dengan warna yang lebih gelap atau lebih gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, dasi direndam dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin. 

Itulah fakta sejarah dari Batik Trusmi Cirebon. Semoga bermanfaat.***

Writer : Muhammad Nauval RCTV

0 Komentar