Guna meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan, Fahmina dan BEM Universitas Majalengka menggelar dialog terbuka, Senin pagi. Dalam panggung kolaborasi tersebut, salah satu isu yang disoroti yakni terkait kasus kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Majalengka.
Fahmina Institute bersama BEM Universitas Majalengka menggelar kegiatan panggung kolaborasi di Auditorium Universitas Majalengka, Senin pagi. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, khususnya di Kabupaten Majalengka.
Ketua Fahmina Institute, Rosidin, mengungkapkan, kolaborasi dengan mahasiswa ini sudah berjalan sejak 2021 lalu dengan beragam tema yang diangkat. Menurutnya, Fahmina hanya berfokus pada kontribusi untuk saling mendorong kolaborasi dalam kampanye dan edukasi, khususnya anti kekerasan dan perdamaian.
Baca Juga:Dinas PUTR Klaim 90 Persen Jalan Dalam Kondisi Mantap – VideoPemerintah Kab. Cirebon Gelar Safari Pembangunan – Video
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AKB, Yuyun Yuhana, memaparkan, di tahun 2024, kasus kekerasan di Majalengka cenderung meningkat, khususnya dalam pemerkosaan. Pihaknya berkomitmen akan lebih gencar lagi dalam bersosialisasi, termasuk ke instansi pendidikan, industri perusahaan, hingga ke desa-desa.
Selain itu, Ketua BEM UNMA, Anwar Yusup, menambahkan, untuk di lingkungan kampus sendiri, desas-desus soal kekerasan seksual menjadi sorotan di kepengurusannya. Anwar mengaku sudah mengantongi beberapa nama yang akan ditindaklanjuti bersama Satgas PPKS Universitas Majalengka, dengan tetap menjaga nama baik, khususnya para korban.
Sementara itu, dengan adanya kegiatan kolaborasi ini, pihaknya berharap banyak bisa mendobrak pemikiran masyarakat agar lebih sadar dan bisa bersama-sama untuk meminimalisir terjadinya kasus kekerasan, khususnya di Kabupaten Majalengka.