Anggota DPRD Kota Cirebon angkat bicara terkait permasalahan warga Argasunya. Ia menilai pemerintah terlalu banyak belanja masalah tanpa aksi nyata.
Politisi PDI Perjuangan, Umar Stanis Klau, mengkritisi sengkarut masalah sosial kemasyarakatan yang melanda warga Argasunya. Menurutnya, wilayah Argasunya sudah memasuki tahap krisis akibat penyelesaian yang hanya berupa janji.
Mulai dari masalah TPA Kopiluhur, hingga galian C yang masih jadi kusut simpul persoalan. Janji penyelesaian masalah dari pemerintah kota dinilai tidak merata dan berpotensi memecah belah warga.
Baca Juga:Pelaku UMKM Di Sentra Kuliner Weru Dibekali Dokumen NIB – Video40 Persen APBD Kab. Cirebon Dikunci Untuk Belanja Pegawai – Video
Terkait TPA Kopiluhur, Umar menilai Pemkot masih berkutat pada program seremonial. Ia menyesalkan program Sapa Warga dari Wali Kota Effendi Edo, karena objek wilayahnya belum segenting Argasunya. Baginya, program tersebut hanya sebatas belanja masalah, bukan penyelesaian.
Umar juga menegaskan, pejabat pemerintah seharusnya tidak lagi membicarakan belanja masalah, namun fokus pada langkah konkrit penanganan.
Terkait surat-surat yang dilayangkan Aliansi Mahasiswa, Umar menilai hal itu sebagai bagian dari hak warga dan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi.
Umar Stanis Klau meminta Pemerintah Kota Cirebon segera menunjukkan komitmen nyata dalam menangani masalah lingkungan dan sosial di Argasunya. Warga menunggu bukti, bukan lagi janji.