RADARCIREBON.TV- Presiden FIFA Gianni Infantino mengisyaratkan adanya kemungkinan perubahan besar dalam kalender sepak bola dunia, termasuk ide memindahkan jadwal Piala Dunia dari musim panas ke musim dingin.
Wacana ini muncul setelah evaluasi terhadap dampak cuaca ekstrem, kelelahan pemain, serta padatnya jadwal kompetisi antar klub dan negara yang dinilai semakin tidak berkelanjutan.
Dalam konferensi pers yang digelar di markas besar FIFA di Zurich, Swiss, Infantino mengatakan bahwa FIFA “tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyesuaian waktu penyelenggaraan Piala Dunia di masa depan.” selama perubahan tersebut dianggap bermanfaat bagi pemain, penggemar, dan penyelenggara.
Baca Juga:Garuda Bisa Geser Vietnam! Ini Hitung-Hitungan Ranking FIFA Jika Timnas Indonesia Menang atas Arab SaudiSkotlandia Kian Perkasa: Bungkam Yunani 3-1 dan Pertahankan Rekor Tak Terkalahkan di Kualifikasi Piala Dunia 2
“Kami memiliki pikiran yang terbuka. Dunia berubah, iklim berubah, dan sepak bola juga harus beradaptasi,” ujar Infantino. “Yang terpenting adalah memastikan turnamen terbesar dunia ini tetap bisa dinikmati oleh semua orang tanpa mengorbankan keselamatan dan kualitas permainan.”
Latar Belakang: Cuaca Panas dan Jadwal Padat Jadi Faktor Utama
Gagasan ini muncul pasca pengalaman Piala Dunia 2022 di Qatar, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah digelar pada bulan November-Desember, bukan pada musim panas seperti biasanya. Meski keputusan tersebut sempat menuai kritik, banyak pihak kemudian menilai bahwa turnamen musim dingin justru berjalan sukses, baik dari sisi kualitas permainan maupun kenyamanan pemain.
Sejak itu, sejumlah federasi nasional dan organisasi pemain profesional mendorong FIFA untuk mempertimbangkan opsi serupa di masa mendatang, terutama untuk negara tuan rumah yang memiliki suhu ekstrem di bulan Juni-Juli.
Selain masalah iklim, jadwal kompetisi yang padat juga menjadi perhatian utama. Klub-klub Eropa kini memainkan lebih dari 60 pertandingan dalam satu musim, sementara kalender internasional semakin sesak dengan ajang seperti Liga Negara UEFA, Copa America, Piala Afrika, dan Piala Asia.
Infantino menilai, perubahan waktu penyelenggaraan bisa menjadi solusi untuk mengurangi risiko cedera dan kelelahan pemain, sekaligus menyesuaikan dengan dinamika iklim global yang semakin tidak menentu.
“Sepak bola modern berjalan hampir tanpa henti sepanjang tahun. Kami harus memikirkan kesejahteraan pemain dan dampak lingkungan dari turnamen besar,” tambah Infantino.
