Menggagas Inovasi dalam Perang Melawan DBD: Kota Bandung dan 5,4 Juta Telur Nyamuk Wolbachia

ilustrasi
Menggagas Inovasi dalam Perang Melawan DBD: Kota Bandung dan Telur Nyamuk Wolbachia
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Kota Bandung, yang terletak di Jawa Barat, Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam memerangi Demam Berdarah Dengue (DBD), sebuah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Dengan catatan 27.852 kasus DBD dan 250 kematian hingga pekan ke-10 di tahun 2024, kota ini mencatat jumlah kasus tertinggi di Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mempersiapkan strategi inovatif yang melibatkan penggunaan telur nyamuk Aedes aegypti yang diinfeksi dengan bakteri Wolbachia. Strategi ini membutuhkan sekitar 5,4 juta telur nyamuk Wolbachia per pekan untuk efektif mengendalikan penyebaran DBD di wilayah seluas 129 kilometer persegi.

Apa Itu Wolbachia?

Wolbachia merupakan bakteri alami yang ditemukan pada banyak arthropoda. Bakteri ini memiliki kemampuan unik untuk menghambat replikasi virus dengue di dalam nyamuk, sehingga mengurangi kemungkinan penularan penyakit kepada manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan nyamuk ber-Wolbachia dapat menurunkan insiden DBD sebesar 77% dan mengurangi risiko perawatan di rumah sakit hingga 86%.

Implementasi di Kota Bandung

Baca Juga:Pj Wali Kota Hadir Tarhim dan Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya At-TaqwaMudik Ceria Penuh Makna, KAI Daop 3 Cirebon Siapkan Sarana dan Prasarana Angkutan Lebaran 2024

Kemenkes RI, bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada, Yayasan Tahija, dan Monash University, telah mengembangkan program penanggulangan dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia selama kurang lebih 10 tahun. Untuk memastikan distribusi yang efektif, diperlukan 20.782 titik penitipan ember yang akan dijadikan sarang perkembangbiakan telur nyamuk.

Ember-ember ini akan ditempatkan pada jarak 75 meter satu sama lain dan setiap ember akan berisi antara 250 hingga 300 telur nyamuk. Dengan angka penetasan telur sekitar 90%, metode ini diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti secara signifikan.

Partisipasi Masyarakat

Kemenkes RI berencana untuk merekrut masyarakat setempat sebagai ‘orang tua asuh’ dalam pelaksanaan uji coba nyamuk ber-Wolbachia. Dengan bantuan citra satelit, ember-ember akan diposisikan pada lokasi yang tepat untuk memaksimalkan efektivitas program ini. 

Kesimpulan

Inisiatif Kota Bandung dalam menggunakan teknologi nyamuk ber-Wolbachia menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi DBD. Melalui kerja sama antara pemerintah, universitas, dan masyarakat, ada harapan besar bahwa strategi ini akan membawa perubahan positif dalam upaya pengendalian DBD di Indonesia.

0 Komentar