Sebelum sate kambing yang biasa dijumpai dijual bersama dengan nasi lengko, sering pula pedagang menyajikan tahu tek-tek sebagai menu lainnya. Ini disebabkan karena bahan pembuatannya yang tidak jauh berbeda dengan nasi lengko, yang membedakannya terletak pada lontong sebagai pengganti nasi. Kebiasaan berjualan di malam hari dengan cara dipanggul, serta mengetukkan penggorengan sebagai tanda mereka melewati sebuah pemukiman, menjadi salah satu alasan dari penamaan tahu tek-tek.
Salah satu pedagang yang masih menjual nasi lengko bersama dengan tahu tek-tek di Kota Cirebon dapat Anda temui di sekitar Pekalangan. Namun, tahukah Anda bahwa dahulunya tahu tek-tek biasa dijual bersama nasi lengko, dikarenakan memiliki bahan pembuatan yang hampir mirip mulai dari pelengkapnya seperti tahu, tauge, timun, daun kucai, dan bawang goreng. Yang membedakannya terletak pada penggunaan lontong yang menggantikan nasi, tidak menggunakan tempe, penggunaan bumbu kacang gurih yang lebih banyak, serta pemberian kerupuk bawang sebagai tambahan.
Usaha ini sudah dipegang oleh penerus kedua, yakni Sukinah dan seorang adiknya. Orang tua mereka sudah berjualan sekitar tahun 1955 dengan menu nasi lengko dan tahu tek-tek yang awalnya masih berkeliling Kota Cirebon menggunakan gerobak panggul setiap malam. Saat menjajakan dagangan, mereka mengetuk-ngetukkan penggorengan untuk membuat pembeli menyadari kedatangannya, inilah yang menjadi ciri khas serta asal sebutan dari tahu tek-tek. Baru pada tahun 90-an ia berjualan sekitar Pekalangan hingga kini menetap di Gang Bie Liong.
Baca Juga:Truk Tabrak Pembatas Jalan – VideoKPU Kuningan Jaring Calon PPK Pilkada 2024 – Video
Penjual nasi lengko, Sukinah, menyampaikan bahwa pada akhir pekan dan hari libur, warungnya banyak dikunjungi warga yang berasal dari Bandung hingga Jakarta yang mengunjungi Cirebon untuk merasakan nasi lengko. Dalam sehari, ia membutuhkan sekitar 10 kilogram beras untuk diolah menjadi nasi lengko, serta puluhan buah lontong untuk tahu tek-tek.
Selain nasi lengko dan tahu tek-tek, ia juga menjual sate kambing sebagai pelengkap menyantap nasi lengko, dengan dibandrol mulai dari 18 ribu rupiah untuk seporsi nasi lengko dan tahu tek-tek, serta 60 ribu rupiah untuk 10 tusuk sate kambing. Setiap bulannya, di tanggal 15 hingga akhir bulan, adik Sukinah akan bergantian menggantikannya berjualan, meneruskan bersama usaha dari orang tua mereka.