Debat publik kedua bagi tiga calon wali kota dan wakil wali kota Cirebon telah digelar kemarin. Meski sempat diwarnai kericuhan dari pendukung paslon, hal ini akan menjadi evaluasi karena esensi debat adalah ajang beradu gagasan dan program kerja jika terpilih bagi para calon kepala daerah.
Pelaksanaan debat publik kedua telah diselenggarakan oleh KPU Kota Cirebon pada Minggu, 10 November 2024. Proses debat yang awalnya kondusif berubah menjadi ricuh. Kericuhan bermula ketika pasangan calon nomor urut tiga membacakan catatan visi misi sambil menunjukkan sejumlah kartu bansos yang mereka tawarkan dalam program kerjanya. Moderator debat beberapa kali telah mengingatkan kepada paslon nomor urut 3, namun hal itu tidak dihiraukan.
Hal ini menuai protes dari para pendukung pasangan calon nomor urut 1 dan 2. Mereka memprotes paslon nomor urut 3 yang membaca catatan dan menunjukkan sejumlah kartu bansos. Paslon nomor urut 3, Effendi Edo – Siti Farida, memberikan klarifikasi bahwa terjadi miskomunikasi antara pihaknya dengan penyelenggara debat.
Baca Juga:Ribuan Peserta Ikuti Kegiatan Kompetisi Seni Dan Olahraga – VideoMasyarakat Gembira Jalan Poros Susukanlebak Dihotmix – Video
Selain itu, pasangan calon yang dikenal dengan tagline ‘Idola’ ini mengatakan bahwa pihaknya kurang mendapatkan informasi yang jelas mengenai aturan debat.
Atas kejadian ini, diharapkan menjadi pembelajaran bagi semua paslon agar dalam debat publik ketiga nanti, mereka dapat lebih memperhatikan tata tertib debat.