Dilema Oprasional BRT Cirebon – Video

Dilema Oprasional BRT Cirebon
0 Komentar

Operasional Bus Rapid Transit (BRT) Kota Cirebon yang sedang dalam evaluasi mulai dikhawatirkan penggunanya. Meski tiap tahun tercatat jumlah pengguna semakin meningkat, namun keuntungan yang didapatkan pengelola justru menurun karena digunakan untuk menutupi biaya operasional kendaraan.

Tidak sedikit masyarakat yang masih membutuhkan keberadaan Bus Rapid Transit (BRT) Cirebon. Berdasarkan data kenaikan jumlah penumpang yang dicatatkan oleh Dinas Perhubungan Kota Cirebon, pada tahun 2024 tercatat mampu melayani hingga 76.460 penumpang. Saat ini, BRT hanya melayani Koridor 2 dengan rute lingkar luar kota hingga wilayah selatan sampai ke Argasunya.

Kehadiran BRT Cirebon membantu akomodasi warga, terutama di daerah yang semakin jarang dilalui trayek angkot, seperti di sekitar Argasunya. Tarifnya pun cukup ekonomis dibandingkan dengan moda angkutan umum lain yang jangkauannya lebih terbatas. Dari 10 armada yang dimiliki Pemkot, hanya 3 bus yang beroperasi, disebabkan oleh biaya operasional kendaraan yang dibiayai anggaran juga terbatas.

Baca Juga:Kontrak 20 Tahun Pedagang Akan Berakhir – VideoWahyu Mijaya Dorong Penyelesaian Saluran Di Desa Kedawung – Video

Warga Argasunya, Deni, menuturkan bahwa ia merasakan manfaat BRT, terutama untuk berbelanja ke tengah kota tanpa perlu berganti-ganti trayek angkot. Selain itu, BRT juga kerap digunakan untuk berwisata murah meriah keliling kota dengan hanya mengeluarkan biaya Rp5.000 per orang. Alasan lainnya menggunakan BRT adalah karena kendaraan umum seperti angkot semakin jarang melintas di sekitar tempat tinggalnya.

Masing-masing BRT Cirebon dapat melayani hingga 6 ritase perjalanan dalam sehari. Namun, rata-rata keuntungan tiap tahunnya semakin menurun karena harus menutupi biaya operasionalnya. Pemkot dan dinas terkait diharapkan dapat memberikan alternatif layanan transportasi publik yang lebih terjangkau, terutama bagi daerah yang jarang dilewati angkutan umum. Upaya tersebut setidaknya dapat perlahan mengubah perilaku warga untuk beralih ke transportasi publik.

0 Komentar