Tak Kalah Nikmat! Ini Kuliner Daerah Cirebon Asli; Nasi Jamblang

Sega Jamblang, kuliner khas daerah Cirebon.
Sega Jamblang, kuliner khas daerah Cirebon. foto: radarcirebon
0 Komentar

Sega Jamblang, kuliner khas daerah Cirebon. foto: radarcirebon

RADARCIREBON.TV – Salah satu kuliner daerah Cirebon yang hingga kini tetap eksis dan punya konsumen konsisten adalah kuliner nasi jamblang atau sega jamblang.

Kuliner daerah Cirebon ini bahkan sampai ada lagunya khusus yang bikin langsung ‘kelingan’ dan ‘kangen’ dengan Cirebon.

Sega Jamblang Masakane wong Cirebon… rega murah… iwake werna lan rupa…

Baca Juga:Warung Pojok; Lagu Daerah Cirebon yang MelegendaMelintasi Waktu Lewat Wisata Daerah Cirebon yang Bersejarah

Begitu kurang lebih potongan lirik lagu sega jamblang yang sangat fenomenal dan terkenal dari daerah Cirebon ini.

Lalu, bagaimana ya sejarah adanya nasi jamblang? Berikut ceritanya.

Sejarah Singkat Adanya Nasi Jamblang

Mengutip dari Indonesia.go.id. nasi jamblang sendiri berasal dari nama desa di sebelah barat Kabupaten Cirebon. Tempat asal pedagang yang mempopulerkan masakan tersebut.

Sega Jamblang awalnya hanyalah makanan para pekerja paksa pada zaman Belanda. Mereka itu adalah orang-orang yang sedang membangun Jalan Raya Daendels sepanjang 1000 kilometer dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon.

Pemilihan daun jati, karena para pekerja bisa menyimpan nasi dalam waktu yang lebih lama. Nasi yang dibungkus daun jati jadi awet dan bisa bertahan beberapa hari.

Apalagi, saat itu kabarnya banyak warga yang kelaparan, bahkan sampai meninggal, karena kekurangan makanan. Sejak itu, nasi dibungkus daun jati jadi populer di kalangan pekerja.

Daun jati memiliki tekstur yang tidak mudah sobek dan rusak. Daunnya punya pori-pori yang dapat membantu menjaga keadaan nasi agar tidak mudah basi. Meskipun di simpan dalam jangka waktu yang lama.

Cikal Bakal Adanya Nasi Jamblang

Pada sekitar 1847, bisa di katakan jadi cikal bakal lahirnya Sega Jamblang. Saat itu, Belanda membangun tiga prabrik. Dua pabrik tebu di Plumbon dan Gempol. Satunya pabrik spriritus di Palimanan.

Baca Juga:Moro Purwokerto, Masih Eksis Meski Ada Mall Besar?Ada Apa Saja Ya di Rita Supermall Purwokerto?

Di bangunnya tiga pabrik tersebut menyerap banyak pekerja. Mereka berasal dari Cirebon dan daerah sekitarnya. Seperti Sindangjawa, Cisaat, Cidahu, Bobos, dan lainnya.

Para pekerja tersebut terus bertambah. Di sisi lain tidak ada penjual nasi di sana. Kepercayaan saat itu, tidak baik atau pamali jual nasi. Masyarakat saat itu lebih baik menyimpan beras daripada beli nasi.

Namun seiring waktu banyak pekerja mencari warung nasi. Sampai akhirnya tergerak warga Jamblang bernama Ki Antara atau H Abdul Latif dan istrinya Ny Pulung atau Tan Piauw Lun.

Keduanya bersodaqoh makanan untuk sarapan para pekerja tiap harinya. Mereka menggunakan daun jati untuk membungkus nasinya.

Dari mulut ke mulut informasi itu menyebar. Akhirnya banyak pekerja yang makan di sana. Meski awalnya gratis, para pekerja merasa tidak enak. Kemudian akhirnya, mereka pun sepakat memberikan sukarela untuk makanan yang mereka makan. 

Dari sana lah Sega Jamblang akhirnya dijual oleh banyak orang. Tidak hanya warga Desa Jamblang, tapi warga Cirebon lainnya. Termasuk juga di kota besar seperti Jakarta, pengusaha Sega Jamblang berjualan.

Menu Lauk Nasi Jamblang

Biasaya sobat bisa menemui warung nasi jamblang di tenda-tenda sepanjang jalan atau di sebuah restoran dan rumah makan. Semuanya sama menjual nasi jamblang, hanya saja mungkin di beberapa tempat tidak lagi menggunakan daun jati sebagai alas piringnya.

Selain penyajian yang menggunakan daun jati, untuk mengambil lauknya pembeli di bebaskan untuk mengambil sebab kebanyakan penjual nasi jamblang menggunakan sistem prasmanan.

Masih dari indonesia.go.id, lauk yang disajikan sebagai pelengkap Sega Jamblang banyak pilihannya. Mulai sambal goreng, tahu sayur, paru-paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar atau telur goreng, semur ikan, ikan asin, tahu tempe, dan lainnya.

Dari sekian menu yang harus di coba adalah sambel goreng. Cabai merah dengan rasa khas. Lainnya adalah balakutak hidueng. Makanan cumi-cumi atau sotong berkuah kental itu di masak bersama dengan tintanya. Jadi masakan berwarna hitam seperti rawon.

Memang, sensasi nasi yang di bungkus daun jati,  terasa. Nasi sangat pulen. Apalagi, sebelum di santap, nasi disiram kuah semur. Nendang di lidah. Pantas saja, ada warga Jakarta yang pertama kali makan Sega Jamblang, mengaku, nasinya bikin ngantuk saking pulennya. Jadi, wajib dicoba.

Apakah sobat juga sudah mencoba dan merasakan sensasinya kulineran atau makan nasi jamblang khas daerah cirebon ini? Lebih enak sambil mendengarkan lagu nasi jamblangnya juga, sobat, cobain.

0 Komentar