Filosofi Motif Batik Mega Mendung Cirebon

Foto: Batik Mega Mendung Cirebon
Foto: Batik Mega Mendung Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Filosofi motif batik mega mendung Cirebon. Sebagai daerah perbatasan Jawa barat dan Jawa Tengah tak lepas dari akulturasi budaya.

Menjadi tempat bertemunya dua kebudayaan, adat istiadat, dan keberagaman warna masyarakat membuat kota Udang unik dan istimewa.

Selain kental akan budaya, identitas daerah ini bisa kita jumpai pada corak kebudayaan tak benda, salah satunya yaitu batik. corak atau motif batik daerah ini adalah mega mendung.

Baca Juga:5 Penginapan di Dieng Wonosobo Fasilitas dan Harga Bersaing!List Wisata Kulon Progo Dekat Bandara YIA, Mana Tujuanmu?

di kenal sejak lama bahkan telah di akui seluruh dunia, bagaimana motif mega mendung dapat menjadi ciri daerah Cirebon? Simak makna yang terkandung dari motif awan ini selengkapnya.

Mega Mendung tembus pasar internasional

Motif mega mendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal di luar negeri. Sebagai bukti reputasinya, tema mega mendung pernah di gunakan di sampul buku terbitan luar negeri berjudul Batik Design. 

Keunikan motif mega mendung tidak hanya terletak pada polanya yang menyerupai awan dengan warna-warna yang mencolok, tetapi juga pada nilai-nilai filosofis yang terkandung pada motif tersebut. Bila di lihat secara seksama warna pada motif ini bermain pada warna terang yaitu biru dan merah.

Tidak akan kalian temukan di daerah manapun di Indonesia, sebab batik ini sudah menjadi identitas dari masyarakat pesisiran Cirebon.

Keterkaitan Sunan Gunung Djati dan Batik Mega Mendung

Secara historis lahirnya morif awan-awanan ini ada hubungannya dengan proses islamisasi Cirebon melalui Sunan Gunung Djati pada abad ke-16.

Menyadur pernyataan budayawan Cirebon yang berdasar pada website resmi disbudparporakabcirebon.blogspot.com, Bapak H. Casta, S. Pd, M. Pd. mengatakan bahwa batik mega mendung berasal dari asimilasi kebudayaan Tiongkok, Arab, dan Gujarat yang bercampur di Pelabihan Muara Jati (Cirebon sekarang).

Juga ada katerkaitannya dengan pernikahan Sunan Gunung Jati dengan seorang Putri Cina, Putri Ong Tien. Kemudian, masuklah corak-corak khas Tiongkok di negeri wali songon ini.

Baca Juga:Rekomendasi Hotel Bintang 4 di Purbalingga, Dekat Wisata Ini Loh!Penginapan Murah Purbalingga, Fasilitas Setara Bintang 5

Di sisi lain menurut ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat, H. Komarudin Kudiya, S. I. P., M. Ds., lahirnya mega mendung merupakan sentuhan antara budaya Tiongkok dengan seniman Cirebon yang menghasilkan corak Cirebonan.

Keunikan seni Tiongkok membawa dampak bagi perkembangan kesenian di Cirebon. Kemudian para seniman menggabungkannya nuansa Islam.

Lambang kebebasan, persatuan, dan keberagaman yang sebaik baiknya di balut keharmonisan antar suku

Dalam motif mega mendung terkandung makna mendalam dan sebuah pesan bagi kemaslahatan manusia. menurut Komarudin, motif mega mendung tersirat cerminan perjalanan hidup manusia, perlambangan kepemimpinan yang mengayomi.

Juga arti keluasan dan kesuburan, dunia yang luas, bebas, dan transeden. Secara psikologis motif batik mega mendung melambangkan identitas masyarakat pesisir yang berjiwa tegas, lugas, terbuka, dan egaliter.

0 Komentar