Waspadalah Penyakit DBD Merajarela,Ini Dia Teknologi Nyamuk Aedes aegypti ber wolbachia Menyengat Kulit Kita Semua !

Waspadalah Penyakit DBD Merajarela,Ini Dia Teknologi Nyamuk Aedes aegypti ber wolbachia Menyengat Kulit Kita Semua !
Waspadalah Penyakit DBD Merajarela,Ini Dia Teknologi Nyamuk Aedes aegypti ber wolbachia Menyengat Kulit Kita Semua !
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Teknologi Nyamuk Aedes aegypti ber wolbachia merupakan Nyamuk dengan bakteri Wolbachia di klaim dapat menurunkan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) secara signifikan.Peneliti Pusat kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada sekaligus anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta Riris Andono Ahmad mengatakan pelepasaan jutaan telur nyamuk Wolbachia di populasi nyamuk Aedes aegypti berpotensi untuk menekan penularan virus dengue atau DBD.

Nyamuk ber-Wolbachia jantan dan betina di lepaskan dalam waktu sekitar 6 bulan agar sebagian besar nyamuk di populasi memiliki Wolbachia.

Di harapkan nantinya dapat menurunkan penularan virus dengue” ujar Riris, Jumat (17/11), di kutip dari laman UGM.

Baca Juga:Buat Nambah Nambah Usaha Kita nih ! Ini Dia 4 Tips Usaha Photo Studio,Simak Ya !Harus Suka Sayur Pokonya Karena Memberikan Banyak Manpaat Salah Satuya “Manpaat sayur bayam”

Riris menjelaskan saat nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telurnya tidak akan menetas.

Jika dalam kasus tersebut nyamuk betina mengandung virus DBD, maka pertumbuhan populasi nyamuk yang mengandung virus tersebut bisa ditekan.

Apabila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-Wolbachia seluruh telurnya akan menetas. Namun, telur-telur tersebut akan mengandung bakteri Wolbachia.

Bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk tersebut sebagai vektor dengue

Sebagai informasi, bakteri ini di temukan di banyak jenis serangga.

Mekanisme kerja yang utama Wolbachia membasmi DBD adalah melalui kompetisi makanan antara virus dan bakteri.

Virus yang hanya mendapatkan sedikit makanan karena kalah bersaing dengan bakteri nantinya tidak dapat berkembang biak.

Melalui mekanisme tersebut, Wolbachia berpotensi menurunkan replikasi virus dengue di tubuh nyamuk.

Baca Juga:Wajib Bagga Jadi Orang Indonesia Karena Bahasa Indonesia Bahasa Resmi Sidang Unesco !Menghindari Resiko Kangker Pada Tubuh Menjadi Manpaat Buah Pepaya !

Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia bukan organisme hasil modifikasi genetik, karena bakteri Wolbachia yang di masukkan ke dalam tubuh Aedes aegypti identik dengan Wolbachia yang ada di inang aslinya yaitu Drosophila melanogaster.

Lebih lanjut, Ia menyampaikan penelitian teknologi Wolbachia sudah di lakukan di Yogyakarta selama 12 tahun sejak 2011.

Penelitian ini di mulai dari tahapan fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015).

fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022).

Dari Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) di Yogyakarta tersebut di tunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia .

Mampu menurunkan kasus dengue sebesar 77.1 persen dan menurunkan rawat inap karena dengue sebesar 86 persen.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)menyebar nyamuk Wolbachia untuk menekan penyakit deman berdarah dengue (DBD) di lima kota Indonesia.

Lima wilayah kota yang disebar nyamuk Wolbachia itu adalah Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa

Barat), Semarang(Jawa Tengah), Bontang(Kalimantan Timur), dan Kupang (NTT).

Kemenkes menyatakan penyebaran nyamuk Wolbachia ke lima kota itu di atur lewat Surat Keputusan

Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot project Implementasi Wolbachia

sebagai inovasi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi menyebut teknologi Wolbachia untuk

menurunkan penyebaran DBD sudah terbukti di sembilan negara.

Itu dia beberapa penyebaran Nyamuk Aedes aegypti ber wolbachia yang bisa menyebabkan DBD dan di

infokan juga bahwa penyebaran penyakit ini terdapat di kota kota besar.

0 Komentar