Ini Alasan Warga Lokal Tolak 139 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Sabang

Alasan di Balik Penolakan Para Pengungsi Rohingya/Regional - KOMPAS.com
Alasan di Balik Penolakan Para Pengungsi Rohingya/Regional - KOMPAS.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Publik sangat memperhatikan kedatangan para imigran Rohingya ke Aceh tengah. Warga Jangka, Bireuen, Aceh menolak mereka untuk mengungsi ke Aceh.

Sebelumnya, pada hari Selasa (21/11/2023), sebuah kapal kayu yang mengangkut 219 orang Rohingya mendarat di Pantai Ujung Kareung, Kota Sabang.

Mereka kemudian di bawa ke tempat tinggal di Kota Lhokseumawe. Di bandingkan dengan tahun 2015–2020, warga Aceh dengan antusias menyambut dan membantu warga Rohingya selama mereka berada di Aceh.

Baca Juga:Sebanyak 139 Pengungsi Rohingya Mendarat di Sabang Setelah Terombang-ambing di Laut, Warga Lokal Menolak!Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Seperti Ini Kisah Perjalanan Cinta Ino dan Sai

Namun, sekarang warga justru menolak membantu mereka, meskipun dameski tetap siap membantu mereka saat mereka tiba.

Bahkan, ada yang menyuarakan di berbagai platform media untuk menolak kapal-kapal yang membawa pengungsi Rohingya dan UNHCR.

Alasan di Balik Penolakan Para Pengungsi Rohingya

Penolakan tidak lagi hanya di sebabkan oleh beberapa warga pengungsi yang berperilaku tidak sesuai dengan tradisi dan undang-undang lokal.

Tetapi telah berkembang menjadi tuduhan politis dan bahkan berpotensi konspirasi. Misalnya, jika orang Rohingya di biarkan pergi, mereka akan berperilaku buruk terhadap orang Aceh.

Ada juga yang mengira mereka akan meminta hak-hak warga negara, bahkan ada yang mengira mereka akan bernasib seperti Palestina yang di jajah Israel, yang pada awalnya di akui oleh banyak negara di dunia ketika mereka menolak dan membantai mereka.

Sehubungan dengan situasi politik di Myanmar, orang Rohingya memilih untuk meninggalkan negara tersebut karena terjadi konflik kekerasan yang memicu perlawanan sipil, termasuk perlawanan dari etnis Rohingya.

Orang Rohingya menentang karena mereka tidak memiliki status warga negara. Human Rights Watch melaporkan bahwa negara-negara yang di komandoi oleh Junta Militer melakukan tindakan agresif terhadap penduduk Muslim Rohingya.

Baca Juga:Jarang di Ketahui, Ternyata Ini Perbandingan Kekuatan Hinata dan Ino, Mana yang Lebih Kuat?Waduh Sama-sama OP Nih! Lebih Kuat Mana Antara Sasuke dan Madara?

Selain itu, tindakan tegas yang di ambil oleh pemerintah Myanmar terhadap kelompok Rohingya memicu munculnya kelompok anti-Rohingya di Arakan, yang menyebabkan eskalasi kekerasan.

Bukan hanya orang Rohingya yang melawan pemerintah Myanmar; banyak orang sipil juga melawan Junta Militer Myanmar.

Karena mekanisme ASEAN yang sangat kaku, membuat keadaan para pengungsi Rohingya menjadi lebih buruk.

Mekanisme ini tidak memungkinkan anggota ASEAN untuk memaksa Myanmar untuk mengakui kelompok Rohingya sebagai bangsa sehingga mereka dapat kembali ke rumah.

0 Komentar