Tradisi Siram Gong Sekati

0 Komentar

Beragam tradisi ritual dilakukan dalam rangka peringatan Maulid Nabi, di Keraton Kanoman Cirebon, Minggu pagi. Salah satunya siraman gong sekati, dengan mencuci gamelan peninggalan jaman walisongo berusia sekitar 6 abad menggunakan air kembang. Puluhan warga pun berebut air bekas cucian gamelan tersebut.

Sejumlah abdi dalem ini, membawa sejumlah gamelan kuno ke langgar Keraton Kanoman, Minggu pagi untuk melakukan prosesi tradisi siram gong sekati. Tradisi ini diawali dengan melakukan doa bersama oleh keluarga keraton dan para abdi dalem.

Usai doa bersama, satu per satu gamelan ini dilakukan proses pencucian, dari mulai gong berukuran besar dan kecil dengan menggunakan air kembang yang sudah disiapkan. Selanjutnya, gamelan ini kembali dibersihkan dengan menggunakan serbuk batu bata dengan menggunakan serat kelapa, yang diyakini bahan bahan tradisional ini tidak akan mengikis bahan gamelan dan tetap dapat menjaga nada nada dari gamelan.

Baca Juga:Peningkatan Jalan Gembongan TambelangKabulog Monitoring Penyaluran Bantuan Pangan Beras

Puluhan warga yang mengikuti tradisi ini, langsung berebut air kembang bekas cucian gamelan dan mengambil serbuk bekas membersihkan gamelan tersebut. Warga berharap air bekas cucian mendatangkan berkah. Bahkan mereka datang dari sejumlah daerah di luar Kota Cirebon, sejak pagi ntuk mengikuti prosesi siram gong sekati.

Sementara itu, tradisi siram gong sekati, pihak Keraton Kanoman sendiri dimaknai untuk melestarikan tradisi adat dan budaya leluhur. Dimana segala sesuatu harus dilakukan dengan doa dan membersihkan dan melestarikan barang barang peninggalan leluhur.

Usai dilakukan prosesi siram gong sekati, puluhan gamelan kuno ini dibawa ke bangsal sekaten kompleks Keraton Kanoman. Gamelan ini akan dibunyikan pada malam harinya setiap malam hingga puncak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 28 September mendatang

0 Komentar