Kompas Matahari Di Masjid Merah Panjunan 

0 Komentar

Peninggalan di Masjid Merah Panjunan, yang masih ada diantaranya kompas matahari yang terbuat dari logam kuningan. Sampai saat ini masih digunakan untuk menentukan waktu.

Masjid bersejarah peninggalan Sunan Gunung Jati, selain Masjid Agung Sang Cipta Rasa, adalah Masjid Merah Panjunan. Dengan arsitektur unik batu bata merah, tiang kayu dan ornamen piring kuno yang menghias dinding menjadi ciri khas dari masjid yang dibangun para wali, saat ini masjid ini masih digunakan para jamaah untuk beribadah.

Ada beberapa peninggalan yang masih ada, berupa bedug yang biasa dibunyikan sebelum kumandang adzan saat memasuki waktu sholat lima waktu. Namun kondisi kulit bedug yang terbuat dari kulit domba sudah sobek, dan kayu jatinya terlihat sudah kusam.

Baca Juga:Kader Demokrat Kuningan Surati Mahkamah AgungBerkunjung Ke Masjid Al Affan Beber

Selain bedug, ada alat jam kompas matahari yang sampai saat ini masih ada di sekitar tempat berwudhu. Kompas ini terbuat dari logam campuran kuningan dan tembaga, setinggi kurang lebih 15 centimeter, cara melihat jam atau waktunya dari sinar matahari melalui bayangan logam tersebut.

Pihak pengurus masjid berharap, arsitektur bangunan masjid khususnya batu bata merah, baik di tembok utama dan pagar yang saat ini sudah mulai pudar catnya, bisa mendapat perhatian. Agar bisa di cat kembali untuk menjaga dan merawat kondisi bangunan peninggalan bersejarah ini.

0 Komentar