LPPNU Kab. Cirebon Bangunkan Lahan Tidur Menjadi Produktif

LPPNU Kab. Cirebon Bangunkan Lahan Tidur Menjadi Produktif
0 Komentar

Lembaga Pengembangan Pertanian PCNU Kabupaten Cirebon menggelar Taman Padi di Desa Kedungbunder Kecamatan Gempol. Bupati mengapresiasi peranan LPPNU yang berkomitmen untuk meningkatkan produksi pangan.

Dalam kolaborasi dengan petani lokal, LPPNU Kabupaten Cirebon menanam bibit varietas Ciherang Tiga Bintang di lahan tidur Desa Kedungbunder Kecamatan Gempol. Program belajar bersama LPPNU Kabupaten Cirebon ini dihadiri oleh Bupati Cirebon, dengan komitmen untuk mendorong produktivitas pangan.

Kegiatan ini, yang dihadiri oleh unsur Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, serta Bulog, bahkan TNI Polri, merupakan bentuk keseriusan Lembaga Pengembangan Pertanian PCNU Kabupaten Cirebon untuk memberikan edukasi bagi petani dalam menghadapi beragam persoalan pertanian saat ini. LPPNU Kabupaten Cirebon juga menggelar diskusi terbuka bersama petani agar petani dapat menyampaikan persoalan yang terjadi di lapangan.

Baca Juga:Tak Terpengaruh Tahun PolitikSejumlah Desa Masih Dihantui Banjir Rob

Bupati memberikan apresiasi tinggi kepada LPPNU Kabupaten Cirebon karena berhasil menghidupkan lahan yang tidak produktif di Desa Kedungbunder menjadi lahan pertanian yang dapat ditanami padi. Program belajar bersama LPPNU Kabupaten Cirebon ini dianggap dapat menjadi percontohan bagi lembaga dan petani agar mampu memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan pertanian produktif.

Sementara itu, Ketua LPPNU Kabupaten Cirebon menyoroti pentingnya perhatian pemerintah untuk membantu petani dalam pasca panen, ketika kualitas dan hasil produksi pangan meningkat, termasuk pengadaan alat pengering (drayer) serta memasifkan kembali kolaborasi dengan Bulog agar petani bisa mendapatkan harga yang baik saat menjual gabah di musim panen.

Di sisi lain, LPPNU Kabupaten Cirebon memiliki tiga ratus hektar lahan garapan pertanian yang tersebar di sejumlah kecamatan, dengan target peningkatan produksi pangan yang bisa mencapai 12 ton per hektar agar bisa diadopsi oleh petani melalui sinergitas antar seluruh pihak terkait.

0 Komentar